Mohon tunggu...
Mohammad Iman Mahlil
Mohammad Iman Mahlil Mohon Tunggu... Auditor - Fraud Examiner and Investigator

Sudut pandang kita berbeda, bahkan data yang sama bisa diartikan berbeda. Mari kita analisa data bersama walaupun interpretasi berbeda

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ini Baru Permulaan Corona, Krisis yang Lebih Besar Bisa Jadi Menunggu

21 Maret 2020   13:35 Diperbarui: 21 Maret 2020   13:43 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi (foto background, kata-kata, design, ide, dll) sumber data pada gambar

Saat ini seluruh berita di Indonesia, bahkan di dunia bercerita tentang Corona Virus Desease (Covid-19). JIka pemberitaan Covid-19 di Indonesia focus pada mengumpulkan penderita positif, maka di belahan dunia lain sudah pada stage berikutnya, walaupun belum pada stage yang harus benar-benar dipersiapkan dari sekarang. Saya akan menggunakan kata stage agar jelas terlihat sebagai suatu tahapan yang bertingkat.

Saya akan coba membahas stage pada "perang" melawan covid-19 ini :

Stage Identifikasi

Hingga tulisan ini saya buat, percepatan kenaikan jumlah positif corona telah melewati trendline eksponensial, jika anda mengerti eksponen maka anda tahu betapa besar kenaikan tersebut.

Kenapa percepatan ini sangat tinggi, karena ini adalah stage identifikasi, yaitu stage yang tujuannya mengidentifikasi orang-orang yang terkena virus covid19 sehingga dapat diambil tindakan secepatnya, sehingga wajar angka bergerak naik terus, hingga di ujung stage ini data akan fix, tidak bergerak lagi, dengan asumsi tidak ada penularan baru.

Pada stage ini waktu adalah hal yang paling penting, semakin cepat identifikasi maka semakin cepat masalah ini selesai. Sehingga pada stage ini keterbukaan data sangat penting. Semakin tertutup data maka identifikasi akan semakin lambat, dan kemungkinan penularan semakin meluas dan proses ke stage berikutnya semakin lambat.

Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi

Stage Karantina dan Pengobatan

Stage ini berjalan hampir bersamaan dengan stage pertama. Namun, stage ini akan mencapai puncaknya jika nilai pada stage identifikasi semakin besar, dan berujung pada karantina regional atau nasional, bukan lagi karantina sendiri di rumah atau rumah sakit.

Stage ini adalah stage yang paling krusial, karena stage ini memakan biaya yang besar dan kemungkinan menghasilkan kerugian yang banyak, jika sempat terjadi dalam jangka waktu yang lama.

  • Pada saat karantina regional dan atau nasional, seluruh aktivitas ekonomi akan lumpuh, para pekerja yang bekerja pada suatu institusi masih bisa berharap hidup dengan kebijakan-kebijakan yang misalnya akan dibuat pemerintah, contoh : selama Work From Home (WFH) gaji harus dibayarkan utuh atau pekerja yang diliburkan tetap mendapat gaji minimal 75% dari gaji biasanya (ini untuk pekerjaan yang tidak bisa dilakukan dari rumah, misalnya bagaimana seorang supir menyupir tuannya dari rumah)
  • Namun, pemerintah juga mungkin akan mengeluarkan kebijakan untuk para pekerja sektor informal, para pekerja yang mengandalkan penghasilan sehari-hari yang pekerjaannya dilakukan diluar rumah, yang penghasilan hari ini digunakan untuk makan besok. Saya tidak akan menebak berapa yang harus dikeluarkan pemerintah, namun berdasarkan data BPS pada Februari 2019, penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja di sektor informal 74 juta jiwa. Saya coba membuat prediksi koefisien yang bisa anda coba kalikan dengan yang layak diberikan pemerintah perharinya : 74.000.000 (jiwa) x 14 (hari) x 2 (rata-rata jumlah anggota keluarga) = 2.072.000.000. Coba kalikan koefisien tersebut dengan nominal yang anda pikir layak untuk hidup seorang sehari. Ini hanya prediksi, karena telah ada program-program pemerintah terkait kesejahteraan, seperti Program Keluarga Harapan dan Bantuan Pangan Non Tunai, mungkin kebijakan tersebut akan di-mix dengan program-program ini.
  • Sebelum masuk ke kerugian diluar pemerintah, pemerintah tentu keluar uang sangat banyak untuk penyediaan peralatan medis, perlengkapan, alat test dan banyak hal lainnya, sementara pendapatan pemerintah saat ini dari mana? Hampir semua sektor lumpuh.
  • Pada saat tulisan ini saya buat, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mencatat kurs rupiah Rp16.273. Apakah anda mengerti maksudnya, coba saya rincikan :
    • Apakah wabah korona ini sudah akan berhenti? Sepertinya saat tulisan ini dibuat, belum.
    • Jika wabah korona ini menyebabkan kurs rupiah melemah, maka diprediksi kurs rupiah akan terus melemah.
    • Apakah anda tahu akan melemah sampai level berapa? Sebagai ilustrasi, Januari 2018 nilai tukar rupiah Rp13.610, di September 2018 sudah menyentuh Rp15.002. Dengan kondisi yang seperti ini sangat susah menebak titik terendah pelemahan rupiah. Nah, menurut anda, bagi yang memiliki uang, ini saatnya membeli dollar atau melepas dollar? Mohon beri komentar pada tulisan ini jika pemerintah telah membuat kebijakan tentang ini.
    • Bagi yang belum mengerti akan bertanya "Loh memangnya kenapa kalau banyak orang yang melepas rupiah / membeli dolar?". Ini akan panjang pembahasannya, dimulai dari untuk menahan membeli dolar suku bunga simpanan akan dinaikkan, kemudian karena suku bunga simpanan dinaikkan maka otomatis suku bunga pinjaman naik, dan seterusnya hingga masalah inflasi, silahkan mencari sendiri jika terkait hal ini.
  • Ketika nilai rupiah semakin lemah, iklim usaha kita semakin mendung, barang-barang baku yang harus diimpor untuk memproduksi barang akan semakin mahal, sementara daya beli semakin rendah, bagaimana nasib pengusaha-pengusaha kita?
  • Ketika iklim usaha redup, banyak perusahaan yang harus menutup sementara perusahaanya, pertanyaannya adalah bagaimana pembayaran kredit? Pembayaran kredit sudah terjadwal bahkan sebelum kredit dicairkan, namun ketika kemampuan bayar tidak ada, dan terjadi dalam jumlah yang banyak, bukan hanya perbankan kita yang goyah, namun bisnis secara umum juga goyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun