Mohon tunggu...
Kholilatul Ummah
Kholilatul Ummah Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat Perempuan

Love Allah, love Muhammad, love Islam, love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Simusa, Si Manis yang Selalu Kurindu

13 September 2019   18:07 Diperbarui: 14 September 2019   08:40 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja itu aku dan anak-anak berkumpul depan tv, ketika si sulung Eki masuk kamarnya, ia berteriak, "maaa...ada hewan apa ini maaa???!!!, siniii maaa...??!!".  Sontak aku meloncat lari menuju kamarnya, ingin segera tahu gerangan apa yang terjadi. 

Dia di depan pintu kamarnya sambil memegang daun pintu dan mengintip sesuatu, "Ma itu hewan apa?, lucu ya, mukanya bukan kayak kucing loh ma?" kata eki sambil terus mengintip.  

c360-2019-09-13-18-30-08-160-5d7b7f60097f3604ce279503.jpg
c360-2019-09-13-18-30-08-160-5d7b7f60097f3604ce279503.jpg
Aku berpindah mengitari kamar mencoba melihat melalui jendela. Hewan itu bulunya abu-abu lorek seperti kucing tapi mukanya lonjong dan aku baru melihat hewan seperti itu untuk pertama kali. 

Aku pun ingin segera tahu hewan apakah itu sebenarnya?. "Itu musang kali ya ma...?", eki mencoba menebak dan bertanya. Lalu aku googling saja  bagaimana penampakan musang itu sebenarnya. "Iya betul ki' itu musang pandan jenisnya", aku menjelaskan kepadanya.  

c360-2019-09-13-18-32-20-708-5d7b7eb50d82304fdd71a582.jpg
c360-2019-09-13-18-32-20-708-5d7b7eb50d82304fdd71a582.jpg
Sore hari itu menjelang gelap malam rupanya ada musang kesasar masuk rumah dari pintu sebelah yang kebetulan lurus dengan kamar si sulung Eki. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan untuk menangkapnya, akhirnya dapatlah kurungan burung agak besar yang sekiranya cukup sebagai tempat awal membiarkan musang itu tinggal di rumah dalam kurungan. 

Sikap musang di awal datang itu sangat peka terhadap gerakan,  terutama gerakan  apa saja yang hendak mengarah pada dirinya, tidak mau bersahabat dan tidak suka didekati, suka menyalak menakuti siapa saja yang mau mendekati. Kami berusaha mencari tahu apa makanan kesukaannya, lalu kami belikan buah pepaya. Kadang buah dan  sayur-sayuran lainnya. Meski nampaknya dia kurang suka.

c360-2019-09-13-18-31-28-026-5d7b7ecb0d82303cc202c022.jpg
c360-2019-09-13-18-31-28-026-5d7b7ecb0d82303cc202c022.jpg
Kami sepakat memanggilnya Simusa, sehingga setiap kami datang masuk rumah, kami memanggilnya "saa.. musaa..." dia pun seperti mengenali nama yang kami berikan, sambil kami beri makanan dan minuman yang dia butuhkan, kepala ayam rebus itulah yang paling disukai. Setelah tinggal di dalam kurungan hampir seminggu lebih nampaknya simusa tidak suka/stress. 

Abahnya anak-anak menyarankan agar simusa dilepas saja, biar dia bisa bermain bebas dalam rumah. Aku agak ragu-ragu sebab khawatir tentang kebersihannya dan khawatir lari keluar. Namun melihat tertekannya dia dalam kurungan itu, akhirnya aku pun kasihan dan aku keluarkan dia dari kurungannya. 

cymera-20161114-022152-5d7b818c097f36147725bd12.jpg
cymera-20161114-022152-5d7b818c097f36147725bd12.jpg
Dia nampak kegirangan, lari kesana kemari, dan aku mengamati dalam kurun waktu hampir dua minggu, dia sudah berubah, tidak galak dan tidak suka menyalak seperti semula. Mungkin telah tumbuh rasa percaya dan rasa aman dalam dirinya tinggal bersama kami.

Awalnya simusa datang dengan bulu-bulu yang kumal dan kurus tidak terawat, lambat laun dia tumbuh gemuk dan semakin pintar, saat siang hari dia lebih banyak bersembunyi di tempat tidurnya. 

Saat aku kembali pulang dari antar anak-anak pergi ke sekolah dan belanja pagi, aku selalu memanggilnya "saa...musaaa...", diapun keluar untuk makan kepala ayam rebus kesukaannya, saat itulah rumah hanya ramai dengan suaraku bersama simusa, disela-sela dia makan simusa bermain berputar-putar di kakiku, kadang memberikan gigitan kecil tanda sayangnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun