Mohon tunggu...
Lia Sutiani
Lia Sutiani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harapan Bagi Wajah Ibu Kota Baru

20 Agustus 2019   22:39 Diperbarui: 20 Agustus 2019   22:59 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pemindahan ibukota Indonesia saat ini telah menjadi perbincangan hangat di berbagai media. Setelah Presiden Indonesia, Jokowi, meminta izin kepada seluruh rakyat, DPR, dan jajaran pemerintah lainnya untuk memindahkan ibukota ke Kalimantan sontak memunculkan berbagi respon terutama netizen Indonesia di media sosial. Pemindahan ibukota tersebut tentunya didasari beberapa alasan dan pertimbangan yang matang. Ibukota saat ini, Jakarta dianggap telah mengalami "penuaan dini" akibat semakin banyaknya beban yang ditanggung sebagai ibukota negara sekaligus pusat ekonomi negara. Berbagai permasalahan seperti banjir, macet, polusi, dan lainnya yang belum terselesaikan hingga saat ini membuat pemerintah mempertimbangkan keputusan ini.

Pemindahan ibukota ini memang telah lama dikaji oleh pemerintah dan telah dialokasikan dananya pula sehingga pemerintah siap dan yakin akan pemindahan ibukota ke Kalimantan. Tidak hanya karena banyaknya problematika Jakarta yang belum terselesaikan, tetapi pemindahan ini juga bertujuan untuk menyetarakan dan pemerataan ekonomi dan pembangunan daerah di Indonesia. Selama ini seperti yang telah diketahui bahwa pembangunan lebih terpusat di Pulau Jawa sehingga semakin lama banyak penduduk yang bermigrasi dan menyebabkan daya dukung Pulau Jawa menurun, khususnya di daerah Jakarta sebagai ibukota.

Berbagai harapan pun muncul dengan adanya rencana pemindahan ibukota ini. Diharapkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat merata sehingga tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, tetapi juga pulau-pulau lainnya seperti Kalimantan ini. Selain itu, tidak hanya berharap dalam segi ekonomi tetapi juga dalam segi sosial budaya. Sama halnya seperti Jakarta, besar peluangnya nanti ibukota yang baru di Kalimantan akan terisi oleh para pendatang sehingga dapat mengancam kehidupan masyarakat lokal Kalimantan. Maka dari itu, sangat diharapkan bahwa pemindahan ibukota ini tidak akan mendegradasi atau mematikan kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat Kalimantan.

Wajah ibukota suatu negara pastinya tidak jauh dari keramaian dan modernisasi sehingga tidak mengherankan apabila nantinya Kalimantan menjadi wilayah yang modern dan akan dipenuhi oleh gedung-gedung baru. Meski demikian, besar harapannya agar wajah suram ibukota lama seperti munculnya berbagai masalah perkotaan tidak memenuhi wajah ibukota baru. Sangat disayangkan apabila hal-hal negatif dari ibukota turut berpindah karena intinya pemerataan ekonomi dan kesejahteraan yang ingin dicapai dengan adanya pemindahan ibukota ini. Oleh sebab itu, sangat diperlukan penataan tata ruang dan lahan secara bijak dan berkelanjutan agar kelestarian lingkungan dan alam asri Kalimantan tetap terjaga.

Rasanya sangat memungkinkan pula, jika wajah ibukota baru Indonesia dapat ditata selayaknya wajah ibukota negara-negara maju seperti Jepang, London, atau Seoul. Ibukota dengan rasa modern tetapi tetap tidak meninggalkan kearifan lokal dan budaya setempat disertai pengelolaan lingkungan yang hijau dan asri. Kondisi tersebut tentu saja sangat ideal bagi jalannya pemerintahan. Hal ini dikarenakan, apabila pemerintahan berjalan dalam suatu wilayah yang penuh dengan problematika seperti Jakarta yang macet dan banjir tentu akan mengganggu kinerja pemerintah seperti rusak atau terganggunya beberapa fasilitas umum. Ibukota yang bersih, nyaman, dan tertata adalah wilayah yang cocok untuk menjalankan sistem pemerintahan.

Adanya ibukota baru ini membawa harapan besar akan wajah baru Indonesia yang lebih tertata, terkelola, dan bersih. Hal ini dikarenakan ibukota suatu negara tidak hanya berperan sebagai pusat pemerintah tetapi juga menjadi wajah negara tersebut di mata dunia. Keberadaan ibukota menjadi gambaran dari negara tersebut sehingga kedepannya Kalimantan akan menjadi wajah Indonesia di mata dunia. Selain itu, agar menjadi karakteristik di mata dunia wajah ibukota seharusnya mampu membawa nilai tersendiri di samping fungsinya sebagai pusat pemerintahan dengan pembangunan yang modern. Hal yang dimaksud adalah agar pembangunan terhadap ibukota baru tetap melestarikan atau bahkan menonjolkan karakter dari wilayah tersebut. Contohnya, Kalimantan yang saat ini dikenal dengan budaya masyarakat Dayak dan satwa endemik seperti orang utan dapat menjadi penciri khas ibukota Indonesia sehingga menampilkan sisi unik Indonesia di mata dunia.

Maka dapat disimpulkan bahwa pemindahan ibukota Indonesia membawa banyak harapan bagi seluruh rakyat Indonesia. Harapannya, keberadaan ibukota yang berada di luar Jawa akan meningkatkan pemerataan dan pembangunan seluruh wilayah Indonesia terutama dalam wilayah 3T. Meski demikian, diharapkan pula seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa Kalimantan sebagai ibukota akan tetap lestari budaya, kearifan lokal, dan alamnya. Penetapan Kalimantan menjadi ibukota bukan berarti menjadi peluang wilayah tersebut menjadi kota yang padat namun tidak tertata sehingga mengakibatkan seperti Jakarta saat ini. Oleh karena itu, pemindahan tidak hanya didasarkan sebagai pusat pemerintahan tetapi harus melestarikan sumber daya lokal yang ada. Semoga dengan pemindahan ibukota ini menjadi gerbang awal kebangkitan Indonesia secara menyeluruh sebagai perwujudan cita-cita bangsa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun