Pendahuluan
      Identitas nasional Korea Selatan dalam pandangan global yaitu sebagai negara yang memiliki industri hiburan populer, secara khusus di kalangan anak muda. Industri hiburan Korea Selatan atau biasa disebut dengan Korean Wave memiliki keunikan yang berhasil menarik banyak peminat dan memiliki penggemar di berbagai negara. Fenomena Korean Wave dimulai pada akhir tahun 1900-an ketika Korea Selatan berhasil melahirkan serial Korean Drama dan Korean Music Pop yang laris di negara-negara Asia, khususnya Cina. Kemudian seorang penulis berita dari Cina memberikan nama Hallyu sebagai juukan fenomena tersebut. Korean Wave kemudian meluar ke berbagai negara selain Asia dengan kebudayaan lainnya seperti K-Drama, K-Pop, K-fashion.
      Perkembangan Korean Wave berhasil mengubah identitas Korea Selatan yang buruk pada sekitar tahun 1950-an. Saat itu Korea Selatan dipandang sebagai negara miskin dan tertinggal setelah usai perang dengan Korea Utara. Korea Selatan saat itu kemudian berusaha bangkit memperbaiki citra negaranya dengan melakukan berbagai kerja sama multilateral dalam bidang ekonomi. Salah satu langkah dalam upaya tersebut yaitu melakukan culture exchange dengan beberapa negara. Culture exchange ini juga bertujuan untuk meningkatkan hubungan Korea Selatan dengan negara lain. Upaya ini berhasil membawa kemajuan yang baik bagi Korea Selatan pada bidang ekonomi dan memperbaiki reputasi buruk negara pada masa lalu.
      Pemerintah Korea Selatan memberikan dukungan penuh bagi industri hiburan negara dan terus berkontribusi dalam pengembangan tren Korean Wave. Dukungan dari pemerintah menjadi faktor utama yang mendorong kesuksesan popularitas Korean Wave di kancah internasional. Selain itu, globalisasi teknologi juga memudahkan perkembangan Korean Wave dari Korea Selatan ke negara lainnya. Media massa seperti media sosial merupakan salah satu sarana distribusi yang memiliki peran penting. Semakin mudahnya akses berita mengenai tren K-Pop, K-Drama, dan K-Fashion membuat fenomena ini terus meluas di berbagai negara. Setiap tren yang muncul dari Korean Wave selalu mendapatkan perhatian masyarakat internasional dan tidak jarang dijadikan acuan oleh para penggemar.
Pembahasan
      Korea Selatan berhasil memperluas fenomena budaya Korean Wave negaranya ke wilayah di luar Asia, seperti Eropa, Australia, Afrika, hingga Amerika. Keberhasilan ini dimulai sejak tahun 2010, ketika budaya Korea Selatan tidak lagi hanya popular di Cina, melainkan ke berbagi negara dunia. Pada akhir tahun 1900-an, pemerintah Korea Selatan mulai mengambil langkah dengan menjadikan kebudayaan negara sebagai salah satu komoditas ekspor. Kebijakan ini dimulai dengan melakukan penyebaran budaya seperti K-Drama dan K-Pop ke negara Cina. Penayangan drama dan pemutaran musik Korea di Cina meningkat drastic hingga menjadikan demam Korea sebagai tren di Cina saat itu.
      Keberhasilan ini didukung oleh berbagai faktor selain pemerintah yaitu, pertama dukungan masyarakat yang menempuh pendidikan di luar negeri dan kemudian kembali ke negaranya dengan keinginan memajukan negara. Masyarakat Korea Selatan yang belajar di Amerika dan Eropa memiliki tekad kuat untuk kemajuan negara. Kedua, terdapat nilai-nilai luhur dari kedekatan kultur dalam penyajian kebudayaan Korea Selatan. Nilai Konfusianisme yang disajikan dengan konsep modernitas seperti dalam K-Drama membuat kebudayaan Korea Selatan dapat diterima oleh negara-negara Asia. Sementara di luar Asia, kebudayaan Korea Selatan dianggap sebagai hiburan yang santai dan unik.
      Faktor ketiga,  dukungan dari para konglomerat (Chaebol) yang memiliki kuasa pada sebagian besar industri hiburan Korea Selatan. Chaebol Korea Selatan memberikan dukungan sponsor bahkan juga turut mendanai pembuatan film, drama, dan musik. Dukungan ini tentu saja sebagai salah satu upaya memajukan bisnis mereka agar semakin dikenal masyarakat. Para Chaebol ini juga melakukan kerja sama pada agensi yang mengadakan kompetisi pencarian bakat anak muda di luar Korea untuk menyebarkan budaya Korea Selatan. Keempat, promosi yang berhasil melalui media sosial dan media internet lainnya. Promosi dan distribusi Korean Wave melalui media internet dapat diterima oleh masyarakat internasional dengan mudah. Beberapa media tersebut di antaranya, televisi, radion, YouTube, TikTok. Kelima, kreativitas produksi budaya menjadi sesuatu yang unik dan menarik bagi masyarakat. Budaya Korea Selatan dipandang sebagai sesuatu yang berbeda saat awal kemunculannya dan mendapat perhatian masyarakat global.
      Sektor perekonomian negara menjadi salah satu yang paling diuntungkan dengan meluasnya fenomena Korean Wave ke berbagai negara. Industri kreatif Korea seperti perfilman, animasi, musik, game, dan fashion domestik memperoleh keuntungan dari berbagai penjualan di dalam hingga ke luar negeri. Setiap tahunnya industri kreatif ini menunjukkan peningkatan dan kemajuan dan menjadi pemasukan bagi ekonomi negara. Kemajuan ini memberikan kesempatan besar bagi Korea Selatan untuk bersaing dalam perdagangan internasional.
      Keuntungan lainnya diperoleh melalui promosi sektor pariwisata melalui drama dan music Korea Selatan. Setelah meledaknya fenomena Korean Wave, Korea Selatan memperoleh turis mancanegara dalam jumlah yang besar setiap tahun. Para penikmat dan penggemar Korean Wave umumnya mendatangi tempat-tempat yang dijadikan sebagai syuting serial drama dan music Korea. Korean Tourism Organization mengambil kesempatan melalui kondisi tersebut dengan menyediakan paket-paket wisata ke beberapa tempat yang disorot dalam pembuatan drama dan musik. Sejak akhir tahun 1900-an, kunjungan yang paling banyak ke tempat wisata Korea Selatan yaitu dari negara Jepang dan Cina.
      Promosi yang memperoleh keuntungan paling besar selain penjualan produk budaya yaitu penjualan produk ekonomi komersial negara. Produk-produk bernilai ekonomi yang digunakan dalam pembuatan film dan musik turut mendapat perhatian dari masyarakat internasional. Aktor dan aktris yang terlibat dalam penyajian budaya Korea Selatan secara tidak langsung akan menggunakan dan menampilkan produk-produk domestik. Hal ini kemudian akan ditiru oleh para penggemar dan akan membeli produk-produk tersebut. Saat ini, gaya hidup masyarakat Korea Selatan menjadi sesuatu yang umum dan banyak diikuti. Misalnya, dalam serial Twenty yang menampilkan produk gadget Samsung terbaru saat itu. Perusahaan Samsung yang memberikan dukungan sponsorship akan memperoleh keuntungan timbal balik dengan penjualan gadget yang meningkat setelah drama Twenty ditayangkan.
      Antusiasme dan respon positif dari masyarakat internasional terhadap fenomena Korean Wave jelas memberi keuntungan besar bagi Korea Selatan. Korea Selatan berhasil menggunakan Korean Wave sebagai salah satu soft power untuk mencapai keuntungan nasionalnya. Strategi ini juga dapat meningkatkan hubungan kerja sama dan interkasi negara dengan negara lainnya. Korea Selatan juga dipandang sebagai negara yang memiliki identitas yang jelas dan mampu bersaing secara ekonomi di dunia internasional.
Referensi
C N. Berliantika. Strategi Pemerintah Korea Selatan Dalam Ekspor Industri Kreatif Tahun 2016-2018. Journal of International Relations, 2022.
D M. Putri. Global Korean Wave: Ambisi Korea Selatan dalam Mendominasi Pop Culture. Peace, Conflict, Development.
I C Sari, A Jamaan. Hallyu Sebagai Fenomena Transnasional. Hubungan Internasional Universitas Riau, 2014.
N P E. Suryani. Korean Wave Sebagai Instrumen Soft Power Untuk Memperoleh Keuntungan Ekonmi Korea Selatan. GLOBAL, 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H