Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... ASN di KLHK

Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Inventarisasi Sumber Benih Tanaman Hutan di KHDTK Wonogiri

2 Agustus 2025   09:08 Diperbarui: 2 Agustus 2025   21:06 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oreantasi lapangan sumber benih tanaman hutan (koleksi pribadi)

  • Sebagaimana pesan dalam salah satu surat dalam Al-Qur'an bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan, dalam meniti ilmu pasti akan mengalami kesulitan dalam mengamalkannya. Setelah dipraktekan dalam bentuk amalan, pada awalnya pasti mengalami kesulitan. Namun jika kita ulang-ulang dengan telaten dan penuh kesabaran, pasti akan menjadi kebiasan yang dilakukan secara mudah.
  • Hal ini berlaku juga pada kegiatan Coaching inventarisasi Sumber Benih yang sudah saya tulis pada Kompasiana.com pada tanggal 22 Juli 2025. Tindaklanjut dari kegiatan Coaching yang cuman sehari terasa sulit untuk dilakukan ini dipraktekan dalam kegiatan monitoring/inventarisasi Sumber Benih di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Wonogiri, Jawa Tengah.

KHDTK Wonogiri ditetapkan dalam Kepmen LHK 1053/2024 Tentang Penetapan KHDTK Wonogiri untuk Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan, KLHK di Kab. Wonogiri, Jateng seluas 97 Ha.

Salah satu sasaran kegiatan dalam program kerja Direktorat Penghijauan dan Perbenihan Tanaman Hutan (PPTH), Dirjen PDASRH adalah Pembangunan dan pengelolaan sumber benih. Beberapa langkah strategi pembangunan dan pengelolaan sumber benih meliputi pemilihan jenis sesuai kebutuhan RHL, kesesuaian tempat tumbuh; Materi genetik mengunakan hasil pemuliaan yang telah tersedia; serta kolaborasi dengan pemangku lahan dan tenaga ahli.

Kegiatan monitoring/inventarisasi beberapa sumber benih hasil pemuliaan ex Badan Litbang Kehutanan, mengacu pada Perdirjen BPDASPS No. P.3/V-SET/2015 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Sumberdaya Genetik; Perdirjen RLPS No. P.05/V-SET/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Standar Sumber Benih; Peraturan Direktur PTH No. P.1/PTH/PSDBG/DAS.2/9/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimtek dan Monev Pengelolaan Sumber Benih 10.500 ha; SNI 8806:2019 tentang Sumber benih tanaman hutan; dan SNI 8862:2020 tentang Penilaian sumber benih tanaman hutan.

Terdapat tujuh klasifikasi dan kriteria Sumber Benih, yaitu Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT), Tegakan Benih Terseleksi (TBS), Areal Produksi Benih (APB), Tegakan Benih Provenan (TBP), Kebun Benih Klon (TBK), Tegakan Benih Semai (TBS), dan yang paling tinggi nilai genetiknya adalah Kebun Pangkas (KP).

Dalam penilaian klasifikasi Sumber Benih terdapat tujuh kriteria yang meliputi aksesibilitas, jumlah pohon, kualitas tegakan, pembungaan/pembuahan, keamanan, Kesehatan tegakan, dan pengelolaan.

Beberapa sumber benih yang dimonitor/diinventarisasi antara lain: KBSUK F1 E. pellita 2. KBSUK F1 A. mangium 3. KBSUK F3 A. mangium Komposit 4. TBP Nyamplung 5. KBSUK F1 Malapari 6. KBSUK F1 Pulai 7. KBSUK F3 A. mangium 8. KBSUK F1 Bentawas 9. KBSUK F1 Lamtoro. Adapun hasil kegiatan secara umum berdasarkan tujuh kriteria dengan hasil secara umum sebagai berikut.

Aksesibilitas: secara umum mudah untuk mencapai 9 sumber benih, karena terdapat jalan besar, jalan cabang dan jalan setapak untuk masuk ke dalam KHDTK baik dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemanenan atau monitoring/inventarisasi.

Jumlah pohon/famili: dari 9 sumber benih, 8 berklasifikasi KBS dan hanya 1 TBP, yaitu Nyamplung yang didesain dengan rancangan percobaan (metode statistik) yang merupakan syarat dalam program pemuliaan pohon. Dengan kata lain jumlah pohon/famili terpenuhi semua yaitu lebih dari 25 pohon atau 25 famili.

Kualitas tegakan: Pada tahun 2021 terjadi reorganisasi, perubahan nomenklatur serta tupoksi dari penelitian dan pengembangan menjadi standarisasi, maka kegiatan pengelolan terutama kegiatan pemeliharaan dan tebangan seleksi sumber benih tidak maksimal. Hal ini ditunjukan dengan semak belukar yang tinggi sehingga pohon kalah bersaing dalam mendapatkan nutrisi dari tanah. Kerapatan tajuk pohon yang harusnya sudah dilakukan penebangan seleksi menyebabkan persaingan dalam mendapatkan Cahaya matahari untuk proses fotosintesis tidak maksimal. Bahkan ada beberapa jenis sumber benih yang dekat dengan jenis A. mangium ditumbuhi anakan jenis yang memiliki sifat invasif dengan diameter yang cukup besar sehingga menjadi pesaing dalam mendapatkan nutrisi dari tanah maupun Cahaya matahari.

Pembungaan/pembuahan: Semua sumber benih sudah berbunga dan berbuah lebih dari 2x, namun karena sama dengan point 3, produksi buah tidak maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun