Ketujuh, adanya risiko kontroversi atas keputusan yang diambil AI dan bias logaritma. Kontroversi akan melelahkan, khususnya bila korupsi melibatkan parlemen dan pejabat pemerintah.Â
Etika dalam Penggunaan AI
Selama ini AI dianggap sebagai teknologi tunggal untuk menggerakkan sesuatu. Padahal AI kompleks, sekompleks mikro biologi dan teori lain yang ada di dunia.
Persoalan pelanggaran etika makin mencuat, sementara isu keadilan, kesetaraan dan kejujuran makin sulit direalisasikan.
Korupsi yang merupakan pelanggaran atas hak asas manusia jelas menyengsarakan warga negara, khususnya kalangan miskin. Dan, dengan semua hal ini, upaya untuk memberantas korupsi, termasuk yang menggunakan AI perlu menegakkan kepentingan kemanusiaan, etika, dan keberlanjutan.Â
Apa yang Harus Kita Kerjakan ke Depan?
Pengembangan AI akan memerlukan reformasi sistem pendidikan, pemerintahan dan sektor hukum. Ini semua adalah sektor-sektor dengan isu dan tantangan terbesar. Bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan SDA untuk memenuhi AI dan sekaligus relevan dengan sektor kerja agar SDA kita tidak hanya memenuhi tenaga kerja sektor manufaktur, yang notabene lebih memerlukan ketrampilan saja.Â
Untuk itu, bagaimana kita tetap menjaga agar proses digitalisasi dan penggunaan AI serta 'digital platform' menjawab tujuan pembangunan yang mempertimbangkan kompleksitas sosial dan isu kemanusiaan.Â
AI perlu dioptimalkan bukan hanya untuk mendorong masuknya investasi, tetapi juga reformasi tata kelola di pemerintahan dan sektor bisnis. Pembangunan adalah amanat kemanusiaan yang perlu kita lindungi.Â
Selamat datang pasukan AI anti korupsi.Â
Pustaka : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima