Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Danau Toba: Festival Babi, Wisata Halal, dan Potensi Politisasi

9 November 2019   13:35 Diperbarui: 11 November 2019   18:09 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Balap Babi (Foto: Doug Duran/Bay Area News Group)

Di wilayah tersebut bahkan terdapat pengelolaan festival babi secara 'profesional'. Memang, ada juga pengelola festival yang dikritik karena membawa babi berkeliling kota mirip sirkus. Namun, ini kemudian tidak lagi dilakukan. Usaha pengelolaan festival ini kemudian dibuka di Oregon dan Colorado, agar para babi tidak harus melakukan perjalanan jauh.

Mungkin anda ingat film tersohor yang meraih 7 nominasi Oscar "Babe"? Ini adalah kisah tentang babi piatu yang dibawa pulang seorang petani, Arhur Hoggett. Babe yang beruntung tidak menjadi santapan Natal ini akhirnya malah menjadi pahlawan.

Babe, sang babi pandai memisahkan ayam berwarna coklat dan putih, dan bahkan ikut lomba menggiring sapi. Babe bahkan dibantu Rex, anjing Pak Tani Hoggett yang sempat mondok di rumah penitipan anjing karena membuat kegaduhan bersama seekor ayam dan tak sengaja menggigit pak tani. Rex memberikan sandi yang dipahami sapi kepada Babe. Alhasil, sapi bisa digiring rapi dan cepat ke kandang. Babe jadi juara! Pak Tani sangat gembira dan memuji Babe. Babe menjadi babi terkenal karenanya.

Di kalangan pembaca 'Animal Farm' karya George Orwell dikenal tiga tokoh babi Napoleon, Snowball dan Squealer. Mereka meneruskan kerja 'Old Major' yang mati di peternakan 'Old Manor Farm'. Old Major rupanya telah meninggalkan pesan revolusi peternakan. 

  • Pertama, apapun yang merupa dua kaki adalah musuh
  • Kedua, apapun yang merupa empat kaki, atau bersayap adalah kawan
  • Ketiga, tak satu binatangpun boleh pakai baju
  • Keempat, tak satu binatangpun boleh tidur di tempat tidur
  • Kelima, tak satu binatangpun boleh minum alcohol
  • Keenam, tak satu binatangpun boleh membunuh sesama binatang
  • Ketujuh, semua binatang adalah setara

Pada akhirnya revolusi gagal karena adanya pengkhianatan, Peternakan tetap merana dalam kepemimpinan diktator Napoleon. Penulisnya, Orwell mengatakan bahwa fabel ini alogari situasi sejak revolusi Rusia di tahun 1917 yang bergulir ke era Stalin. Orwell yang demokratik sosialis membawa kritik pada pemerintahan Joseph Stalin dan situasi Moskow.

Jadi, babi memang ada di banyak budaya. Di panggungnya, mereka bisa jadi pahlawan maupun penggerak revolusi, meski ada pula yang berakhir tak bahagia. Babi bisa jadi pelaku politik, tetapi juga bisa saja jadi obyek politik. Ia punya peran di dunia.

Sedikit saja Soal Posisi Babi di kalangan Budaya Batak
Nah, di budaya Batak, babi merupakan binatang yang penting. Teori ini ada di antara berbagainya versi tentang peran babi dalam budaya Batak. Terdapat teori yang mencatat bahwa babi sempat menduduki posisi kurang beruntung di masa penjajahan Belanda. Rupanya Belanda menggunakan politik devide et empera melalui babi.

Mengapa demikian? Belanda sengaja memisahkan masyarakat Islam dan non Islam di dalam suku Batak dengan 'mengeluarkan' babi dari kumpulan binatang yang ada di budaya Batak. Misalnya, dalam hal peliharaan, leluhur Saragih Garingging memelihara kerbau bernama Si Nangga Lutu.

Sementara itu, Marga Saragih memelihara burung enggang sebagai binatang peliharaan. Marga Damanik memelihara harimau. Intinya, sejak penjajahan Belanda, babi bukanlah binatang kesayangan bangsa Batak. Ia bahkan bukan binatang untuk menu makanan. Babi dihidangkan ketika tidak ada pilihan lain.

Tentu kita paham bahwa dalam agama Islam, sudah jelas bahwa babi adalah salah satu makanan yang diharamkan. Kita tidak perlu berdebat. Saya paham dan mempercayainya. Dan saya sebagai muslim dan sekaligus vegetarian, tidak mengkonsumsinya. Kita sebagai penganut keimanan kepada yang Esa tentu percaya bahwa Allah menciptakan babi dengan suatu tujuan atau 'purpose'.

Kisah peran babi ini berubah di masa kemerdekaan. Diskriminasi dihapuskan, dan babi kembali punya peran penting dalam budaya Batak. Suatu artikel Rithaony Hutajulu tentang 'Tourism's Impact on Toba Batak Ceremony' pada jurnal terbitan JSTOR di tahun 1995 menuliskan bahwa budaya Batak kembali dikenal ketika wisata budaya dikembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun