Dalam sambungan telepon bersama Prof. Mercy berujar, setelah mereka ditetapkan sebagai juara dan dipersiapkan ke Bali, “siang malam kami menghabiskan waktu bersama mereka di Learning Center YPPK Dr. J.B. Sitanala kadang harus lewat zoom” ujarnya dalam wawancara via telepon.
Adapun Prof. Mercy, walupun tidak bisa hadir di Bali karena ada penugasan kampus ke Saumlaki tetapi beliau tetap menjadi corespondent author bagi Prof. Elim terhadap penyiapan terakhir materi Hanna Krisyena Sorey siswa SMA Kristen Trana Kecamatan Teon Nila Serua, yang baru dituntaskan ketika tiba di Bali untuk di submit ke Jurnal International Nature Springer.
Penulis sempat bertanya, ini harus presentasi dalam bahasa Inggris Yach? bagaimana adik-adik kita, oh kalau di tim ada yang kurang lancar maka diberikan kesempatan bagi yang fasih, sambung Prof.Mercy. Sambil kelakar penulis berkata kalau gitu yang berani tampil sendiri pasti Inggris baik yach. Iya jawaban beliau. Lagi-lagi Prof. Mercy menyampaikan bukan saja kemampuan bahasa tetapi struktur penulisan jurnal yang berstandar International kami latih, tapi puji Tuhan mereka sangat semangat mau belajar dan bekerja ekstra.
Tim yang selama ini dipimpin oleh dua punggawa bergelar profesor dari Universitas Pattimura Ambon - Maluku, yaitu Profesor Hendry Izaac Elim, Ph.D, yang adalah seorang ilmuwan fisika kelas dunia, khususnya di bidang Nano Sains dan Nano Teknologi dan Profesor Dr. Pamela Mercy Papilaya, M.Pd seorang profesor yang kepakarannya dalam dunia kependidikan khusus kurikulum pada ilmu biologi. Pada pundak mereka berdualah, lahir sebuah harapan dari timur Indonesia. Melihat etos kerja dan pengabdian tanpa menyerah dari kedua profesor ini adalah panggilan hati yang tulus dan luhur tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Teringat perjumpaan penulis di Laboratorium Elim Advance Technology (EAT) di Kampus Pattimura Poka pada bulan Juni 2024, penulis sempat menyampaikan pertanyaan dari Presiden ke 7 Jokowi “Apa yang harus di buat untuk mengakselerasi ketertinggalan Maluku?”. Hari ini perasaan lega boleh berbuncah bahwa dari Maluku, kami siap menantang perubahan global dengan membangun budaya riset dan inovasi sejak dini atau usia belia, demi mengejar ketertinggalan dengan mengolah alam yang Tuhan berikan dalam koneksi global dan kolaborasi. Maluku harus bangkit!!!!
Panggilan Kolaborasi untuk Visi Indonesia Emas
Bagi pemerintah pusat dan khususnya daerah, kami memahami beban berat ada di pundak anda untuk menyelesaikan berbagai masalah dan menyelesaikannya di Maluku agar maju dan mandiri.
Untuk itu generasi muda Maluku jangan dilupakan untuk merangsang mereka menjadi unggul dalam ilmu pengetahuan, bermoral, menjaga budaya dan etika, terutama ajaran agama.
Seperti kata pepatah banyak jalan ke Roma, dengan kerja baik dengan semua pihak, berikan ruang dan kesempaan bagi gen-z yang kita kenal kini, memiliki ruang dan kesempatan untuk meraih cita-cita mereka dengan bekal pendidikan yang inovatif untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang sangat cepat.
Pendidikan tidak harus dengan materi dan kebutuhan infrastrutur yang berlebihan atau muluk-muluk, dengan berkolaborasi berbagai pihak, meringankan beban anggaran pendidikan di Maluku. Tetap untuk menghargai para pendidik di Maluku, para mentor yang terpanggil yang dapat berkontribusi kepada daerah khususnya dengan cermat mengelola secara komprehensip masalah pendidikan di Maluku agar adil dan merata.
Generasi ini, ditangan merekalah masa depan Maluku ditentukan, termasuk mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas pada ulang Tahun RI ke 100 di tahun 2045.