Mohon tunggu...
Leumara Creative
Leumara Creative Mohon Tunggu... Chef de Cuisine

Seorang Kuli Wajan yang baru Belajar untuk Menuangkan secuil kisah dan pengalaman lewat tulisan, karena di semesta ini "TRADA YANG TRA BISA". Semoga karya tulisan ini menjadi harta yang tak pernah hilang ditelan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lelah Jadi Cerita, Puncak Jadi Bukti: Petualangan di Buthak-Panderman

2 Juni 2025   19:40 Diperbarui: 2 Juni 2025   19:53 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Puncak Buthak  (Foto by Mukti Wijaya Leumara)

Petualangan selalu punya cara sendiri buat dikenang. Kadang lewat langkah kaki yang gemetar menapaki tanjakan, kadang lewat canda receh di tengah lelah, atau bahkan lewat hujan deras yang bikin licin jalur pulang. 

Tapi yang paling membekas bukan cuma pemandangannya, melainkan prosesnya. Hanya tekad, tawa, dan rasa ingin tahu yang jadi bekal utama. Inilah kisah mereka---kisah tentang mendaki, bersahabat, dan belajar jadi lebih kuat.

Jejak Awal Sebuah Petualangan

Kadang hidup butuh jeda. Jeda dari layar ponsel, tugas sekolah, dan hiruk-pikuk kota. Dan buat mereka---Mukti Wijaya Leumara, Ardi, Dava, Bima, Linggar, dan Lykmab---jeda itu bernama pendakian.


Sabtu, 31 Mei 2025 jadi hari yang nggak bakal mereka lupain. Anak-anak SMAN 2 Malang, lagi cari arti kebebasan versi alam. Pilihan mereka jatuh ke gunung-gunung yang namanya cukup tenar di kalangan pendaki: Panderman, Buthak, dan Bokong. di kawasan Desa Pesanggrahan, Kota Batu.

Nggak muluk-muluk sih, mereka cuma pengen nanjak, ketawa, dan ngerasain gimana rasanya menaklukkan diri sendiri.

Bukan cuma soal naik gunung, tapi ini tentang petualangan yang ngajarin lebih dari sekadar fisik: ini soal persahabatan, semangat, dan rasa penasaran anak muda yang lagi nyari jati diri.

Ritual Sebelum Naik: Surat Persetujuan dan Tanggung Jawab

Sebelum bisa nginjakkan kaki di jalur pendakian, tiap peserta harus isi form persetujuan yang ditandatangani orang tua atau wali. Ini bukan formalitas doang---tapi bentuk tanggung jawab dan komunikasi yang sehat antara anak dan orang tua.

Ada makna dalam setiap tanda tangan: "Kami percaya sama kamu, Nak." Dan buat Mukti dan teman-teman, kepercayaan itu jadi semangat tambahan buat tetap hati-hati di setiap langkah.

Titik Kumpul di Desa Peanggrahan (Foto by Mukti Wijaya Leumara)
Titik Kumpul di Desa Peanggrahan (Foto by Mukti Wijaya Leumara)

Menuju Desa Pesanggrahan: Titik Awal Pendakian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun