Mohon tunggu...
Leumara Creative
Leumara Creative Mohon Tunggu... Chef de Cuisine

Seorang Kuli Wajan yang baru Belajar untuk Menuangkan secuil kisah dan pengalaman lewat tulisan, karena di semesta ini "TRADA YANG TRA BISA". Semoga karya tulisan ini menjadi harta yang tak pernah hilang ditelan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Remaja Yatim Dianiaya Warga: DPRD dan Polisi Bertindak

5 April 2025   17:00 Diperbarui: 5 April 2025   21:08 2694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota DPRD Kabupaten Lembata, Kaidir Robi bersama Tim dan korban (foto: dokumen pribadi)

Kasus kekerasan terhadap anak kembali mencoreng wajah kemanusiaan di Nusa Tenggara Timur. Dalam beberapa bulan terakhir, daerah-daerah di provinsi ini, termasuk Kabupaten Lembata, mengalami peningkatan kasus penganiayaan terhadap anak di bawah umur. Kurangnya edukasi tentang perlindungan anak, minimnya pendampingan sosial, serta lemahnya sistem pengawasan komunitas menjadi kombinasi yang memperburuk situasi ini.

Terbaru, peristiwa memilukan terjadi di Desa Normal I, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata. Seorang anak laki-laki berinisial HA (14) menjadi korban penganiayaan massal oleh sejumlah warga pada Rabu, 2 April 2025. HA dituduh memasuki rumah Kepala Desa saat rumah dalam keadaan kosong. Namun, alih-alih diserahkan kepada aparat hukum, ia justru menerima perlakuan tidak manusiawi.

Dianiaya, Diikat, Diarak Tanpa Busana

Penampakan Korban HA setelah diikat tangannya oleh warga (foto: tangkapan layar dari video yang beredar)
Penampakan Korban HA setelah diikat tangannya oleh warga (foto: tangkapan layar dari video yang beredar)

Video yang beredar luas di media sosial dan grup-grup WhatsApp memperlihatkan dengan jelas perlakuan sadis yang dialami korban. HA diikat tangannya, ditelanjangi, dan diarak sepanjang jalan desa oleh sekelompok warga. Ia juga dipukul dan diteriaki, seolah-olah tak memiliki hak atas perlindungan sebagai seorang anak. Kejadian ini berlangsung di siang hari, disaksikan oleh banyak orang, termasuk anak-anak lain di sekitar.

Warga yang merekam dan menyebarkan video tersebut pun turut mendapat sorotan, karena tindakannya justru memperparah trauma yang dialami korban. Tidak hanya secara fisik, HA juga mengalami tekanan psikologis yang mendalam akibat penghinaan dan tindakan main hakim sendiri yang dialaminya.

HA adalah anak yatim. Ayahnya telah meninggal dunia, sementara ibunya bekerja di Kalimantan. Sehari-hari, ia tinggal bersama kerabat di desa yang sama. Status sosial korban yang rentan memperparah ketidakberdayaannya menghadapi perlakuan kejam tersebut.

DPRD Lembata dan Komisi Perlindungan Anak Turun Tangan

Menanggapi informasi dan video yang viral, Anggota DPRD Kabupaten Lembata, Kaidir Robi, langsung merespons cepat. Pada Sabtu, 5 April 2025, ia bersama Tim dari Komisi Perlindungan Anak Kabupaten Lembata mendatangi langsung keluarga korban.

Anggota DPRD Lembata, Kaidir Robi bersama korban (foto: dokumen pribadi)
Anggota DPRD Lembata, Kaidir Robi bersama korban (foto: dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun