Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apa yang Kita Ucapkan adalah Doa

20 Januari 2019   16:38 Diperbarui: 20 Januari 2019   17:00 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi gambar dari grop wa

Ester... Ester... Kembali Miss Linda teriak mencari Ester karena tamu dari luar negeri sudah datang ingin melihat contoh bra yang telah di pesan mereka.
Ester kemana ya, tamu sudah menunggu dari tadi.
Ester... Ester... Kembali lagi terdengar suara Miss Linda.
"Lasmi, kamu lihat Ester?" Miss Linda bertanya Lasmi yang sedang duduk di meja kerjanya lagi mengukur bra yang sudah jadi.
"Tadi Ester sempat di lemari yang di depan Miss, mungkin sekarang di gudang. Kata Lasmi menjelaskan Ester dimana sekarang.

Miss Linda kembali berjalan menuju gudang yang terletak di samping sample room. "Ester dimana?" Miss Linda kembali teriak.
"Iya Mis, Ester menjawab teriakan Miss Linda sambil membawa beberapa bra yang diminta dicari Miss Linda.
"Ini Miss branya ada beberapa style yang hampir sama," kata Ester sambil melap peluh yang menetes di keningnya maklum gudang tidak ada kipas angin.
"Ok Ester, terima kasih, sebentar aku kasih dulu ke mereka.

Seperti biasa jika tamu dari luar negeri datang, pasti minta contoh bra, mereka membawa contoh bra dari negaranya, kemudian mau pesan di perusahaan tempat Ester bekerja.

Kadang berulang kali coba contoh bra tidak cocok, ganti lagi patrun( pola bra terbuat dari karton).
Ester setiap hari bekerja di bagian administrasi sample, banyak yang minta sample bra, patrun dan buku ukuran atau ukuran pola.

Apalagi jika banyak pesanan dari berbagai negara. Bisa seharian foto copy, untung saja mesin fotocopy ada di sebelah ruang sample room.
"Ester, tolong ambilkan patrun style ini ya,"kata Mba Amy sambil menyerahkan sample bra. Sebentar ya mba Amy aku cari dulu.
Sesudah dapat patrunnya, mba Amy minta ukuran bra di fotocopy.
Semua dikerjakan dengan ikhlas oleh Ester. Sebenarnya mereka berdua. Tapi yang satu kadang lupa memberikan permintaan teman-temannya. Sehingga jika ada Ester, mereka senang.
Pekerjaan sangat berat apalagi jika bra sudah penuh di lemari pajangan. Ester pasti sibuk tuh, mengambil kardus dan menyusun bra itu dengan rapi kemudian didorongnya ke arah gudang.
Di gudang ini yang paling mengurus tenaga, hingga pernah keseleo tangannya. Inilah yang membuat Ester ingin keluar dari perusahaan, tapi belum berani karena keahliannya belum ada, dia tidak mau buruh kasar lagi.
Ester tidak diam, dia pulang kerja mencari tempat les bahasa Inggris tapi tak berjalan hanya tiga bulan. Lanjut lagi les komputer selama enam bulan, tapi karena tidak dipakai akhirnya les komputer hilang begitu saja.
 Hingga suatu saat temannya mengajak dia kuliah. Ester berpikir hidupnya hanya begini saja, aku harus bisa keluar dari zona nyaman ini. Aku harus kuliah, tidak mau disuruh- suruh dan diomeli seenak perutnya.
Ester minta izin pada Miss Linda.
"Miss, saya mohon izin melanjutkan kuliah, waktunya Sabtu dan Minggu. Saya tidak bisa mengikuti lembur hari Sabtu dan Minggu."kata Ester yang sedang duduk di kursi di hadapan meja Miss Linda sambil memasang wajah memohon kepada atasannya.
"Kau mau kuliah? Mau mengambil jurusan apa?" Kata Miss Linda kaget kenapa tiba-tiba Ester minta izin mau kuliah.
" Aku mau ambil keguruan Miss kelas intensif,"kata Ester.
"Kamu boleh kuliah asal jangan mengganggu waktu kerja." Kata Miss Linda dengan wajah tersenyum, sebenarnya dia orangnya baik sih asal saja kita kerja cekatan dan tidak terlambat.
"Terima kasih Miss Linda, tapi saya mau minta surat keterangan kerja, boleh ya Miss." Kata Ester lagi.
"Boleh, kamu sekarang turun ke bawah, minta sama personalia ya!" Kata Miss Linda.
"Terima kasih Miss Linda, kata Ester semangat.
Ester sudah berumur dua puluh lima tahun, tapi semangatnya untuk berubah ke arah lebih baik perlu diancungkan jempol. Banyak sih kata-kata miring didengarnya.
"Buat apa sih kuliah Ester, buang-buang duit saja, banyak yang sarjana pengangguran." Kata Mba Jihan meledek Ester mau kuliah lagi.
Ester tetap tidak peduli, tekadnya sudah bulat mau merubah nasib.
Begitu juga di tempat tinggalnya, ada juga temannya yang tidak suka melihat dia maju.
"Paling-paling kamu nanti jadi guru TK, Ester, kata Maria menjadi merendahkan kemampuannya.
"Terima kasih Maria," kata Ester tetap tersenyum walaupun temannya meledek.
Setahun berlalu tak terasa Ester sudah tingkat dua. Tapi biarpun kuliah di hari Minggu secapek apapun itu, Ester tetap pulang kuliah ke gereja, kalau tidak pagi jam enam diusahakan juga ke gereja. Dia rajin berdoa dan bekerja. Seberat apapun itu pekerjaan dan kuliah tetap ada waktu untuk Tuhan.
Di tempat kerja walaupun dia kuliah tidak membuatnya sombong, teman-teman tetap diladeni minta sample atau buku ukuran, atau patrun. Tak jarang temannya mengucapkan terimakasih sambil mendoakan kuliahnya semoga berhasil.
Saudara laki-laki, bibi paman, begitu juga nenek mendukungnya.
Tidak hanya itu di tempat kuliah juga Ester selalu membantu teman-temannya, apalagi rata-rata ibu-ibu yang tamatan SPG. Jika membuat makalah, mereka pasti menyuruh Ester saja ya yang mengerjakan, kita kasih tuh uang rental kata mereka.
Tak terasa kuliah semester delapan, perusahaan tempat Ester bekerja mulai goncang. Semua karyawan tetap dijadikan kontrak termasuk Ester, bertahap pengurangan karyawannya. Perusahaan mengirimkan karyawan ke luar daerah, seperti Malang, Cibinong, Yogyakarta dan lain-lain. Karyawan kontrak dibuat perjanjian jika mau diteruskan tapi di pindah tugas ke luar daerah.
Ester  karena bagian sample room dia tidak dipindahkan ke luar daerah. Tapi tetap dijadikan karyawan kontrak.
"Ester, kamu masih mau karyawan kontrak di sini," kata Miss Linda penuh harap.
"Saya mau mengundurkan diri Miss." Kata Ester.
"Kenapa," kata Miss Linda.
"Saya mau praktik mengajar Miss sudah semester delapan." Kata Ester.
"Oh, kalau begitu kamu bimbing dulu penggantimu ya, dua minggu lagi proses PHKmu. " Kata Miss Linda.
"Baik Miss. Terima kasih." Kata Ester dengan wajah semangat.

Ester kuliah tepat waktu, selama empat tahun. Semester delapan sambil menyusun skripsi di warnet, menghilangkan jenuh dia kadang membuka Facebook, sambil cari teman tak lupa juga teman laki-laki siapa tahu bisa jodoh maklum masih jomblo.

Ester bertemu jodoh lewat dunia maya, satu kampungnya. Dunia ternyata selebar daun kelor.
Tak hanya itu, doa teman-temannya juga mendukung dia berhasil menggapai cita-cita dan impiannya. Setiap temannya bertanya kapan kau menikah Ester?
Pasti dijawabnya dengan senyum.
Aku menikah, selesai kuliah, wisuda menikah deh.
Benar apa yang kita ucapkan itu adalah doa. Semua terjadi, ketika wisuda Ester sudah punya pendamping wisuda. Mereka kenalan hanya enam bulan, sudah itu menikah.

Perjalanan hidup selalu banyak rintangan jarang ada yang mulus seperti jalan tol. Tapi jika dikerjakan sambil berdoa hasilnya juga tidak terduga.

Erina Purba

Bekasi, 20012019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun