Hujan
Aku mengingatnya kembali
Jika turun hujan
Hujan deras dua hari dua malam
Anakku yang kedua lahir hujan tidak berhenti
Apakah bumi menangis
Anakku lahir cacat
Buah hatiku
Kebanggaanku
Tapi aku tidak merasa sedih
Hatiku lapang menerimanya
Anakku lahir dari perutku
Karena aku kuat maka Tuhan memberikan aku beban seperti ini
Aku tidak khawatir dokter sekarang sudah hebat dan peralatan medis sudah canggih
Hujan lebat turun lagi pasca operasi bibir sumbing anakku yang pertama
Harus dua kali karena satu di langit- langit mulutnya bolong sampai ke hidung. Aku berjalan kaki menenteng anakku yang paling besar, tidak mau di tinggal terpaksa aku bawa.Â
Posisi sulit seperti ini, keluarga juga tidak peduli, ada rasa perih saat itu. Hati ini berjanji, aku tidak mau hidup susah lagi, aku harus kuat dan tetap berjuang sampai titik darah penghabisan.
Hujan berhenti tapi banjir masih dimana-mana. Aku naik ojek bersama anak-anakku ke rumah sakit RUSD Cengkareng.
Anakku bisa operasi, semua syarat-syarat operasi bisa, sungguh bahagia kurasa saat itu, bibir anakku sempurna lagi oleh tangan-tangan dokter yang berpengalaman. Pada saat itu, aku ditunjukkan foto-foto anak yang sama seperti yang dialami anakku. Ada juga dari kalangan orang kaya. Kata dokter itu seperti virus, tapi kalau menurutku itu keturunan karena bapaknya juga seperti itu.
Operasi pertama anakku berjalan lancar, hujan sudah berhenti, banjir mulai mengering. Kami pulang jalanan tidak tergenang lagi.
Aku mengucapkan terima kasih buat para dokter RSUD Cengkareng, yang sabar dan telaten hingga bisa membuat anakku sempurna kembali.
Umur dua tahun anakku operasi langit-langit mulutnya, butuh perjuangan ke RSUD Cengkareng, karena kami tinggal di kota Bekasi. Banyak rintangan kami lalui, tapi semua berjalan lancar. Anakku berhasil melewati operasi yang kedua.
Dia memang jagoanku, anakku yang kuat.
Sehat selalu anakku, tunjukkan kemampuanmu kau juga bisa seperti yang lainnya.
Papa, Mama selalu membanggakanmu, menjadi anak yang hebat kelak dan berakhlak mulia.
Erina Purba
Bekasi, 27 Desember 2018