Mohon tunggu...
Lesley Tehuayo
Lesley Tehuayo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pattimura Personal blog https://betaleste.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengulik Sekilas tentang Tahuri Persaudaraan, Si Kuli Bia Raksasa

22 Maret 2021   20:49 Diperbarui: 22 Maret 2021   21:26 1919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Tahuri Persaudaraan (dokpri)

Tugu Tahuri Persaudaraan adalah sebuah tugu yang berada di Negeri Lafa, Kecamatan Telutih, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Tugu yang diresmikan lima tahun lalu ini menyerupai sebuah cangkang kerang raksasa. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan nama kuli bia (kulit kerang). Asal mula berdirinya tugu ini terbilang unik. 

Pada tahun 2014  ketika dilaksanakan sidang MPL sinode GPM di Negeri Lafa, dicetuskanlah ide untuk membangun tugu tahuri persaudaraan. Ide ini dicetuskan oleh dua pemuka agama yakni ketua sinode GPM dan imam Negeri Lafa. hal ini dilandaskan atas dasar hubungan persaudaraan salam sarani di Negeri Lafa yang mampu menangani dan menerima semua peserta sidang yang kira-kira berjumlah 600-700 orang banyaknya. 

Hubungan persaudaran dan kerjasama antara adik-kakak salam sarani ini melewati batas agama. Hal ini sudah berlangsung sejak zaman para leluhur, sebelum masuknya agama. 

Meskipun sidang sinode GPM ini adalah kegiatan agama Kristen, tetapi saudara Muslim turut berpartisipasi dan membantu kegiatan ini. Mereka bahkan siap untuk menerima tamu di rumah mereka masing-masing, bukan hanya itu, saudara-saudara Muslim yang berada di negeri sebelah yakni, Tehua dan Wolu pun siap untuk membantu. 

Ketika penyambutan para tamu sidang sinode GPM, baik salam atau pun sarani turut melakukannya bersama-sama. Sementara dalam hal penerimaan tamu, masak untuk para tamu, melayani para tamu pun semua dilakukan oleh salam sarani. Hal ini langsung mendapat respon positif dari para tamu terutama ketua Sinode GPM saat itu, John Ruhulesin. 

Kemudian beliau menanyakan hal ini kepada bapak imam Lafa, Muh. A. Tehuayo. Pertanyaan ketua sinode GPM dijawab oleh imam Negeri Lafa dengan jawaban yang sangat menarik bahwa mereka baik Muslim atau pun Kristen adalah saudara. Mereka melakukan hal itu bukan karena alasan agama, tetapi sebaliknya karena tali persaudaraan (hubungan/ikatan persaudaran). 

Berdasarkan fakta tersebut, maka tercetuslah ide untuk mengaktakan hal itu dalam sebuah simbol atau lambang. Hal itu juga menjadi salah satu topik yang dibahas dalam sidang sinode tersebut. 

Pemilihan lambang pun tidak serta merta diambil begitu saja. Mereka memilih salah satu lambang sejarah yaitu tahuri. Tahuri dijadikan sebagai lambang karena pada zaman dahulu para leluhur menggunakannya sebagai alat komunikasi. 

Tahuri juga merupakan alat komunikasi yang lebih tua dibandingkan tifa. Tahuri berasal dari kata 'tihuli' yang berarti bunyi yang panjang. Tahuri harus ditiup dengan satu tarikan napas panjang agar didengar oleh orang lain. Biasanya tahuri dibunyikan untuk memanggil dan mengumpulkan orang saudara pada zaman dahulu. Tahuri yang akan dijadikan sebagai alat komunikasi dipungut di tepi pantai, lalu dilubangi agar bisa ditiup. 

Pada tahun 2016 tugu Tahuri Persaudaraan secara resmi disahkan. Acara peresmian dihadiri oleh seluruh masyarakat Negeri Lafa. Ada juga masyarakat dari tiga kecamatan yang turut hadir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun