Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anggraeni, Terimalah Keberadaanku

17 Oktober 2020   08:34 Diperbarui: 17 Oktober 2020   08:45 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1//
Anggraeni, Aku di sini tak sekalipun mempermasalahkan Aktivitasmu sebagai penyuara garis minoritas. Karena aku tahu jalan yang kau tempuh kini adalah sesuatu yang mulia demi nusa dan bangsa. Namun di balik gerak-gerikmu yang bermekar belantara aku memohon padamu, hargailah hadirku sebagai kekasihmu.

Meski itu hanya sebatas tetesan embun di pagi hari. Karena pada dasarnya tuan dari daratan mana pun akan mengucap keluh jika hubungan yang dijalani berada dalam gelap. Tanpa seberkas cahaya empati.

2//
Anggraeni, dari pesisir yang bergelombang tentram. Bacalah secara cermat isi tulisan ini yang meminta pertanggung jawaban dari sikapmu. Yang mengiris arteri aku si tuan yang merasa tak dianggap sebagai kekasihmu.

Mengapa kau yang dahulu berhasil membuatku mengatakan. Bahwa kau memang bukan pertama, api tetap menjadi wanita yang terakhir. Dalam sela-sela sebuah hubungan berbalik menjadi rupa yang membuatku makan hati dari pagi sampai malam.

Tatkala telepon dan chat yang biasanya ramai darimu. Kini telah menjadi serpihan piatu. Di hari-hari ku yang bertema sepi.

Apakah sudah bosan dirimu bersamaku sebagai sepasang kekasih. Kalaupun itu iya, katakanlah terus terang. Walaupun itu teramat sakit tuk Ku terima. Dari pada aku harus menghadapi sikapmu yang dingin. Yang membuat hubungan ini seolah-olah hanya sebatas bunga tidur. Yang tak pernah terjadi saat terjaga

3//
Anggraeni, jujur harus bagaimana lagi aku memahami sifatmu yang kadang membingungkan? Sudah sejuta cara kulakukan dengan terus mengalah untuk menerima ego yang sering kau taburkan.

Namun rupanya itu tak berarti di hadapanmu yang selalu menyudutkan aku sebagai tuan cerewet dan super mengekang.

5//
Maaf Anggraeni, jika sudah muncul segumpal stigma dari dalam benak ini. Namun jika kau merasa risih dengan segala prasangka yang terurai dari bibir hatiku. Maka, sudah sewajarnya kau juga perlu berbenah menyikapi hubungan kita. Yang sudah mendekati jurang pemisah.

Karena sekali lagi, biar bagaimanapun kau yang menimbulkan rasa cinta ini. Dengan segala sumpah untuk selalu ada dalam setiap menit kehidupanku. Dan maaf jika kali ini aku egois, meminta perhatian darimu  Karena selain rasa cemburu terhadap pasangan lain yang begitu harmonis.

Aku juga tak ingin jika ikatan antara kau dan aku dikategorikan sebagai hubungan yang hanya indah di awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun