Mohon tunggu...
Leora Salsabila
Leora Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Komunikasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Assalamu'alaikum, perkenalkan nama saya Leora Salsabila Qatrunnada. Saya lahir di Kebumen, 29 Juli 1999. Saat ini saya sedang melanjutkan pendidikan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta dan mengambil program studi Komunikasi. Saya berharap bisa memberikan motivasi serta semangat kepada kalian semua yang sedang berjuang untuk terus maju dan berkarya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Lebih Dekat dengan Film Yuni

2 Juli 2022   00:12 Diperbarui: 2 Juli 2022   00:16 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film Yuni merupakan sebuah karya dari sutradara Kamila Andini yang mengisahkan seorang remaja wanita bernama Yuni yang sedang menempuh pendidikan jenjang SMA. Yuni yang sebentar lagi akan lulus dari sekolahnya itu berniat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah. Warna ungu adalah warna kesukaan Yuni, bahkan karena terlalu suka dengan warna ungu, ia sering mengambil barang orang lain yang berwarna ungu. Ketika pelajaran Bahasa Indonesia, Yuni mendapatkan tugas dari Pak Damar untuk membuat puisi. Ia pun mendapatkan bantuan dari adik kelasnya bernama Yoga yang kebetulan mengagumi Yuni. Suatu saat, banyak pria yang menyukai Yuni, bahkan ia sampai dilamar oleh tiga orang pria sekaligus. Lamaran yang pertama dan kedua sudah Yuni tolak, lalu untuk lamaran yang ketiga Yuni sangat bimbang untuk memutuskan. Hal itu dikarenakan menurut mitos, jika sudah menolak lamaran lebih dari dua kali maka jodohnya akan jauh.

            Sutradara Kamila pernah berkata bahwa film Yuni ini terispirasi dari kisah asisten rumah tangganya sendiri yang telah memiliki cucu di usianya yang masih sangat muda. Yuni sangat jelas memperlihatkan premis yang mengangkat isu mengenai pernikahan di bawah umur dan masih dianggap lumrah oleh sebagian besar masyarakat Indonesia terlebih lagi di pedesaan. Selain itu, film ini juga menampilkan banyak isu lainnya yang sampai saat ini masih terasa dekat bagi masyarakat Indonesia. Mulai dari isu kebebasan wanita untuk mengambil keputusan atau pilihan dalam hidupnya, pendidikan seks, sampai dengan isu LGBT. Yang menarik dari film ini adalah penggambaran mengenai kondisi yang ditampilkan benar-benar apa adanya, sesuai dengan realitas dan jujur. Sehingga ketika menonton film ini, kita merasa seperti menonton kehidupan sehari-hari seorang gadis remaja desa di Serang yang bernama Yuni. Konflik yang disuguhkan juga tidak berlebihan atau seperti dibuat-buat. Meskipun penggambarannya terlihat sederhana, namun film ini bisa membuat para penonton merasakan bagaimana pergolakan batin yang dialami oleh sosok Yuni.

            Sebelum resmi dirilis secara umum dalam bioskop Indonesia, film Yuni telah berhasil memperoleh penghargaan bergengsi yaitu "Platform Prize" di Toroto International Film Festival (TIFF) 2021. Selain itu, film Yuni ini juga dipilih sebagai film yang mewakili Indonesia untuk masuk dalam nominasi "Best International Feature Film" Oscar 2022. Penghargaan lain juga diraih oleh Arawinda Kirana yang berperan sebagai Yuni, ia mendapatkan penghargaan sebagai "Aktris Terbaik FFI 2021". Arawinda berhasil memerankan sosok Yuni dengan sempurna, ia berhasil menunjukkan segala emosi dan ekspresi Yuni secara natural. Padahal film Yuni ini adalah film pertama Arawinda sebagai aktris. Para pemain lainnya dalam film Yuni juga menampilkan akting mereka sesuai perannya masing-masing dengan maksimal. Mereka memerankannya dengan emosi dan ekpresi yang baik sehingga terlihat natural. Film Yuni mengangkat kebudayaan dari daerah yang jarang sekali disorot oleh media, yaitu Serang. Dengan menonton film ini, kita bisa mendengarkan penggunaan bahasa Jawa Serang dalam sepanjang film ini berlangsung. Hal itu karena bahasa Jawa Serang merupakan bahasa utama yang digunakan dalam percakapan di film Yuni. Selain itu, dalam film ini juga menampilkan pertunjukkan pencak silat, sehingga suasanya Serang menjadi lebih ketara.

            Setelah menonton film Yuni, kita pasti paham bahwa film ini pantas menjadi wakil dari Indonesia untuk bersaing dalam Oscal 2022. Dalam film ini banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil seperti mengenai isu pernikahan di bawah umur, kebebasan wanita dalam mengambil keputusan untuk menentukan pilihan hidupnya, budaya patriarki, mitos, pendidikan seks, dan juga adanya isu LGBT. Selain itu, kita juga bisa menambah pengetahuan mengenai kebudayaan daerah lain, khusunya dalam film ini yaitu Serang seperti bahasa Jawa Serang serta juga pencak silat.  Film Yuni ini berhasil menyampaikan kritikan keras bagi permasalahan perempuan Indonesia yang ditampilkan dengan cara yang epik, jujur dan tentunya mengaduk emosi penonton.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun