Saya sebagai orang yang baru menyelesaikan pendidikan 12 tahun benar-benar merasakan dampak dari pandemi ini. Bagaimana sekolah yang sebelumnya offline menjadi online. Sungguh capek sekali menghadapi kondisi seperti ini. Merasa belum siap jika terjadi perubahan yang sangat cepat dan besar. Tetapi ini realita yang harus dihadapi sekarang dan selanjutnya.
Setahun berlalu tetapi kondisi belum berubah. Bukannya berubah tetapi kasus covid-19 di Indonesia malah meledak dan bertambah banyak. Dimana negara luar sudah bisa tidak menggunakan  masker dan bisa nonton bola di stadion, di negara kita malah mengalami kesulitan dalam menanggulangi pandemi ini.
Rasanya iri dan sering bertaya mengapa Indonesia belum bisa seperti negara luar. Banyak masyarakat yang dirugikan dengan adanya pandemi yang berkepanjangan. Banyak faktor yang mempengaruhi panjangnya pandemi di Indonesia ini, mulai dari fasilitas dan akses kesehatan yang belum merata sampai masyarakat Indonesia yang dablek dan bodoh yang tidak bisa mengatur dirinya dengan baik.
Saya merasa arahan Pak Jokowi sudah sangat jelas untuk mengendalikan pandemi ini, tetapi implementasi dalam masyarakat yang masih kurang. Arahan dari pak Jokowi jelas tetapi bawahannya tidak bisa mengeksekusi dengan baik. Vaksinasi juga dikebut tetapi kok tidak tercapai-capai, mungkin kelangkaan vaksin menjadi penyebabnya juga.
Akibat kelangkaan vaksin ini terkadang membuat masyarakat berebut vaksin dan terkadang karena berebut malah membuat kerumunan dan berpotensi membuat klaster baru. Program vaksinasi bisa aman dan tertib hanya saat presiden datang mengunjungi tempat vaksinasi tersebut ini berdasarkan pengalaman saya.
Jika melihat beberapa peristiwa yang terjadi, rasanya Indonesia masih jauh dari kata aman ataupun selesai. Masyarakat kita masih egois dan tidak mau melakukan protokol kesehatan. Jadi menurut saya saatnya melakukan hukum rimba yang akan bertahan hanyalah yang kuat.Â