Mohon tunggu...
Leo Kennedy
Leo Kennedy Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gaya Komunikasi Dedi Mulyadi Versus Ridwan Kamil di Medsos

7 Desember 2017   06:05 Diperbarui: 7 Desember 2017   06:14 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KEHADIRAN media sosial sebagai platform utama new media tak pelak membawa perubahan bagi peradaban manusia. Seseorang bisa mendadak terkenal hanya karena postingan yang dihasilkan menjadi viral sehingga panen pujian. Sebaliknya ada pula yang malah panen cacian, makian, dan kebencian akibat postingan yang diiunggah ke media sosial. Padahal antara satu pengguna dengan penggua lainnya tidak saling kenal satu sama lain.

Sebagai area publik, media sosial memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam percakapan publik, debat, pertukaran gagasan dengan menggunakan internet sehingga membuat semua warga bisa mengekspresikan pandangan mereka dan saling berkomunikasi juga dengan para pemimpin politik mereka tanpa meninggalkan rumah masing-masing. Singkatnya siapapun kini bisa menjadi komunikator secara individu untuk memproduksi pesan-pesan tertentu dengan dampak tanggungjawab dari masing-masing individi tersebut. Media baru menawarkan ruang publik termasuk bagi politisi dan warga masyarakat untuk berinteraktif. (M. Alwi Dahlan,2012:7).

Kegiatan komunikasi politik berpengaruh menggunakan hubungan masyarakat dan media merupakan strategi manajemen informasi yang dibentuk untuk meyakinkan partai politik mendapatkan publisitas maksimum dan meminimalkan penilaian negatif. (McNair, 2012:7) Komunikasi politik adalah suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik. (Cangara, 2009:36).

Selain itu, terdapat istilah lainnya penggunaan internet dalam rangka implementasi demokrasi yaitu cyberdemokrasi. Cyberdemokrasi adalah sebuah konsep yang melihat internet sebagai teknologi yang memiliki pengaruh sosial dan memperluas partisipasi demokrasi. Menurut John Hartley, cyberdemokrasi adalah sebuah konsep optimis yang muncul sejak awal-awal kehadiran internet. Asal mula konsep ini berkaitan dengan konsep awal dari electronic democracy (Alatas, 2014:5).

Survey Indobarometer menyebutkan bahwa elektabilitas Dedi Mulyadi terus mengalami peningkatan. Berdasarkan survey per 3 November 2017 lalu, Dedi Mulyadi berhasil menyalip Dedi Mizwar ke posisi kedua dengan meraup 20 persen sementara Dedi Mizwar harus puas di urutan ketiga dengan angka 16 persen. Bila dibandingkan dengan kedua calon gubernur, Dedi Mulyadi menjadi salah satu calon kandidat yang sampai sekarang belum dipinang partai politik tertentu. Apalagi Golkar yang menjadi tempatnya bernaung malah mencalonkan Ridwan Kamil.

Tentu Dedi Mulyadi juga sedang mencari kendaraan politik yang akan mengusungnya menunju Jabar 1 tahun depan. Tapi dari sisi partai politik, sosok Dedi Mulyadi ini sangat menggoda. Akan sangat sayang bila tidak ada yang meminangnya tersebut. Apalagi selama menjadi Bupati Purwakarta, track record Dedi Mulyadi juga sangat mentereng. Beberapa kali aksi Dedi Mulyadi juga terlihat turun langsung membantu warganya termasuk saat membagikan beras parelak ke warga miskin.

Dengan mayoritas warga yang tinggal di pedesaan, Dedi Mulyadi sangat paham bagaimana membangun komunikasi ke warga. Dedi Mulyadi menggunakan cara-cara sederhana yang mudah dicerna namun mengalir secara halus. Berbagai aktivitas blusukan ke warga Purwakarta itu juga diunggahnya ke media sosial dilengkapi dengan foto-foto humanis yang sangat menyentuh. Lewat akun twitter @DediMulyadi71, dia kerap kali memposting tweet dengan foto kegiatan bersama janda jompo saat membagikan beras perelak. Postinganya pun sangat menyentuh dan menuai simpati dari followernya terebut.  Demikian pula dengan postingan yang dilakukan melalui facebook. Aktivitasnya yang sering blusukan dan bersinggungan dengan orang miskin dan tidak mampu tersebut tak pelak ikut mendongkrak elektabilitasnya tersebut. Sangat jarang ditemui tweetnya yang bernada narisistik.

Rasa takzimnya kepada orang tua terutama sosok seorang ibu rupanya berangkat dari latar belakang keluarganya yang kurang mampu dengan 9 orang anak. Ibundanya, almarhum Karsiti telah mengajarkannya konsep berbagi dengan orang lain lewat buah mangga. Dedi yang merupakan anak bungsu seringkali kebagian jatah buah mangga paling akhir karena satu buah mangga harus bisa dibagi rata untuk 8 orang kakak-kakaknya. Walaupun harus kebagian biji mangga yang masih terdapat sisa daging mangga bekas kupasan. Namun, Dedi cukup puas. Biji mangga pun 'mengkilap' bersih disapu jilatannya.

"Bapak saya itukan tidak mampu. Kalau gajian itu beli mangga cuma satu. Dan kami harus membagi sembilan. Dan saya selalu kebagian yang terakhir, karena saya seneng isinya. Orang sunda bilang talapoknya. Dan saya habisin itu talapoknya sampai bersih.dan kemudian saking sayangnya, saya tanam dan jadi pohon yang kuat sampai hari ini.", begitu isi cerita kang dedi saat diwawancarai presenter acara 'Satu Indonesia' Net TV.

Berbeda dengan Ridwan Kamil dalam memperlakukan akun media sosialnya tersebut sebagai ajang untuk mendongkrak elektabilitasnya di mata para pemilih di Jawa Barat. Status update Ridwan Kamil di akun fanspage M Ridwan Kamil lebih banyak berisi kegiatannya sebagai Walikota  Bandung. Rasanya terasa formal untuk memperhatikan status tersebut. Ridwan Kamil cukup narsistik lewat media sosial. Pernah dia mengunggah foto narsis dirinya baik itu sedang sendirian atau bersama dengan sang istri tercinta dan anak-anaknya tersebut. Sangat jauh berbeda dengan konsep blusukan dari Dedi Mulyadi.

Ridwan Kamil menggunakan media sosial untuk lebih mengenalkan sisi lain kehidupan pribadi dari seorang wali kota yang terkadang memiliki sifat manusiawi untuk lebih dikenal dan mempunyai emosi normal terhadap sesuatu hal yang beliau kerjakan. Banyak juga hasil karya fotografi Ridwan Kamil yang diunggah keinstagram. Selain itu berbagai dokumentasi foto-foto penghargaan individual dan penghargaan untuk kota Bandung yang Ridwan Kamil raih juga diposting di media sosial ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun