Mohon tunggu...
len
len Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Kamar 13

27 November 2022   15:50 Diperbarui: 27 November 2022   15:52 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hembusan angin kering, meniup beberapa helai rambutku. Panas. Cahaya matahari menyilaukan mata. Orang-orang beraktivitas dengan cucuran keringat. 

"HUH.. mengapa terik sekali?", tangan Nia sibuk mengipasi badannya yang sedang mencari tempat sejuk. 

Musim panas di kotanya biasa sejuk, terkecuali untuk hari ini. Hembusan angin terasa lagi membuat pintu di ujung lorong terayun, sorot mata Nia menangkap gerakan pintu, secara tidak sadar Nia berubah haluan dan menghampiri. Ruang baca Oma Sha... gelap, diselimuti lapisan debu, langit-langit dihias oleh para laba-laba penghuni ruangan, cocok sebagai tempat pelarian. 

Pelan-pelan Nia melangkah, menuju jendela di sisi mengikuti jejak kaki yang sudah terbentuk berkat rutinitasnya, tirai kotor pertama dia tarik ke samping. Cahaya matahari mulai memenuhi ruangan, tirai kotor kedua dia tarik lagi sekarang ada pantulan dari tengah ruangan. 

Menghampiri arah pantulan, Nia menjulurkan tangan ke sebuah benda di atas buku bersampul biru yang terletak di meja kopi sebelah kursi baca, "Pantulan tadi. Ahh potret Oma Sha, tapi ini bersih? Sepertinya Bibi Et baru menaruh di atas buku ini, bagus juga covernya? Buku apa ini? Nia baru pernah melihat."

"Dek.. DEK NIAA..", Nia terkejut, suara teriakan dari lantai bawah, "Dek Nia turun sebentar yuu, Bi Et ada minuman dingin!".

"GILEEE, Bi Et dari dulu kerjaannya buat orang kaget mulu, deh! Untung gak jatuh bukunya, nyokap bakal marah sampai buku Oma Sha jatuh. Bibi Et ya..", seraya turun membawa buku.

Tidak langsung ke lantai bawah, Nia menaruh dahulu temuannya di kamar, pikirnya buku itu untuk bacaan malam hari. Tentu saja kesibukan melanda, setelah minuman dingin Bibi Et sampai sekarang Nia sudah melupakan keberadaan buku itu. Sehari.. Dua hari.. Seminggu.. Dua minggu.. Sebulan.. Menunggu dengan sabar, tergeletak di pojok meja belajar Nia, buku bersampul biru itu menanti untuk dibaca.

"KRINGG!!", suara tadi, Nia mematikan alarm di sebelah kanan kasur tidurnya lalu, ia meraih HP yang tergeletak di kasur, "AHH sudah jam 7, Bi Et!! Tolong!!" buru-buru Nia melompat dari kasur.

"Ada apa Nia?", Bi Et membuka pintu.

"Aduh Bi, tolong masukkan buku-buku di meja belajarku ke tas sekolah. Nia mau mandi dulu sudah jam 7, biar nanti Nia bisa langsung turun dan sarapan. Makasi Bi Et." sambil tergesa-gesa mencari seragam.

"Oo iya Nia, nanti bibi taruh di bawah ya, dek." mulai berjalan ke meja.

Nia bergegas menuju kamar mandi dan Bi Et mulai mencari tas sekolah Nia, Bi Et cepat-cepat menaruh semua buku di atas meja Nia ke dalam tas, termasuk buku biru itu, dan menuruni tangga untuk kembali ke dapur. Tak lama, Nia pun turun, sarapan, dan tanpa ragu langsung mengambil tas lalu berangkat sekolah. 

"Niaa~ Mau kertas~", suara Cristal sahabat Nia.

"Jangan dikasih Ni! Minta mulu Cristal kebiasaan!", sahut Kasumi. Cristal dan Kasumi, biasa dipanggil Cris dan Umi atau Mimi, mereka tiga sejoli yang rekat seperti amplop dan perangko. Cris dan Umi satu kelas, sehingga setiap istirahat mereka mengunjungi kelas Nia.

"Ambil di tas aja Cris, tempat biasa.", Nia tertawa.

"Ah, Cris!", muka Mimi cemberut. Cristal bergegas mengoprek tas Nia.

Kertas yang dicari tidak ada, Cristal malah menemukan buku bersampul biru itu, "Ni? Di mana loh, tak ada ini. Adanya buku aneh ini warna biru, baru kali ini ku lihat. Bacaan baru?".

"Buku biru?", Nia berpikir. "Ohh, itu buku dari ruang baca Om Sha, baru pernah lihat Nia juga. Buka saja. Aaa itu kertas, Bi Et yang menyiapkan tas tadi pagi, hampir telat loh Nia!".

"Bisa-bisanya, makanya Nia H-1 siapkan tas tuh." canda Mimi.

Cris yang penasaran langsung membuka buku biru itu, di luar tidak ada judul apapun. Namun di dalam ada judul yang membuat pembaca penasaran. 

Kumpulan Misteri y...

Dalam hati Nia, ia sangat menyayangkan halaman yang robek, kelanjutan judul buku pun menjadi misteri. Melihat seksama, Cristal dengan kepribadian yang cepat tertarik hal baru langsung membuka halaman-halaman selanjutnya. Fokusku teralihkan oleh Mimi yang mengajak berbicara, tahu betul Nia tidak akan mendengarkan pembicaraan kami. Ku biarkan Nia menjelajahi buku biru itu. Omongan Mimi terpotong oleh Cris yang menyodorkan buku biru, mata Cris berbinar-binar, pasti Cris ingin sesuatu. Melihat ke buku, tipikal Cris mencari kesenangan di tempat yang tidak diinginkan.

Misteri Kamar 13

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun