"Menikahlah, agar kamu dapat berbagi bebanmu dengan pasanganmu. Paling tidak, bebanmu setelahnya dipikul bersama bukan seorangan. Jadi, lebih ringan bukan?" Ujar paimin kepada sri dalam sebuah pesan singkatnya.
Sri masih saja sibuk membaca pesan itu berulang-ulang. Memang betul, sri mengidamkan pernikahan. Khalayaknya manusia biasa, sri pun merasakan demikian. Namun sri, sri tidak ingin sebuah pernikahan yang seumur hidup sekali itu hanya sebagai pengalihan masalah. Pernikahan bukan untuk menyelesaikan masalah.
"Astagfirullah" gumam sri. Sri baru tersadar, sri meluapkan seluruh curahan hatinya kepada paimin. Paimin yang baru saja dikenalnya oleh sri. Paimin yang suka sekali memancing sri untuk menceritakan sesuatu. Pertanyaan paimin yang kerap sekali membuat sri terpancing untuk menjawabnya dengan polos. Tetapi sri tau, pertanyaan tersebut dilontarkan lantaran paimin hanya ingin tau semuanya tentang sri. Paimin ingin mengetahui lebih sri. Berlebihan memang, begitulah sekiranya perangai paimin.