dan Bogor juga saya kunjungi saat berkesempatan ke sana.Â
Mengunjungi museum seperti kesempatan saya melakukan perjalanan lintas waktu. Saya merasa lebih dekat dengan perjuangan,
semangat, dan pengorbanan para pahlawan yang telah berkontribusi besar bagi bangsa ini. Â Menariknya, museum-museum yang
pernah saya kunjungi itu beberapa sudah direvitalisasi menjadi lebih bernuansa digital tanpa meninggalkan aspek nostalgi masa lalu,
misalnya Museum Sumpah Pemuda, Â Museum Bank Indonesia, dan Museum Multatuli. Di ketiga museum itu, paling tidak di tiga
museum ini yang lihat, ada beberapa fitur digital yang dapat membantu kita memperkaya wawasan saat menjelejah museum.Â
Belajar dari para tokoh perjuangan bangsa rasanya bagai telaga yang tiada habisnya. Banyak kisah teladan yang dapat kita ambil dari
perjalanan tokoh-tokoh tersebut dari berbaga sisi. Dari para tokoh itu, saya belajar memaknai kemanusiaan, kesetiaan, bahkan juga
kisah-kisah cinta mereka terhadap pasangan dan keluarga. Itu semua makin terasa dengan kita mendatangi museum. Â Untuk hal-hal
seputar kisah-kisah personal, suasananya akan lebih terasa jika  kita mendatangi museum berupa rumah para tokoh.Â
Lebih menyenangkan sekali jika di museum itu ada kafetaria untuk sekadar berlama-lama menikmati suasana museum. Â Ada rasa