Ketertarikan saya dengan museum diawali dari nonton TV waktu SD sekitar awal '90-an. Saat itu, ada film seri berjudul "Voyagers".
Film itu berikisah dua petualang mesin waktu. Dari film ini, saya mengetahui Titanic, Billy The Kid, Alexander Graham Bell, dan
kisah-kisah lainnya. Â Sejak itu, saya tertarik dengan kisah-kisah berlatar belakang peristiwa sejarah dan tema-tema time traveling.Â
Seakan gayung bersambut, di sekolah dasar (SD), saya mendapat pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa). Di situlah,Â
mulai timbul minat saya terhadap sejarah Indonesia. Â Setiap ada pelajaran PSPB, saya mencoba menyimak dengan baik. Kebetulan ada
beberapa guru saya yang dapat mengisahkan peristiwa-peristiwa sejarah dengan luar biasa sehingga minimal membuat saya tertarik
untuk menyimak. Tidak hanya di pelajaran. Bahkan, saat SD itu saya mengidentifikasi sebagai 4 serangkai dengan tiga sahabat waktu
kecil. Â Ini merujuk pada 3 serangkai : Ki Hajar Dewantara, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ernest Douwes Dekker. Karena kami ada
berempat, disebutlah 4 serangkai. Â
Kesukaan saya terhadap sejarah itulah yang membawa saya pada minat mengujungi museum. Â Sebagian besar museum di Jakata
sudah saya kunjungi dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Museum Multatuli di Rangkasbitung dan beberapa museum di Bandung