Mohon tunggu...
M Nasrulloh
M Nasrulloh Mohon Tunggu... Penulis

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tentang Pemateri Seminar Pernikahan yang Masih Muda

30 April 2025   04:43 Diperbarui: 30 April 2025   04:43 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Ilustrasi (Google)

Tentang Pemateri Seminar Pernikahan yang Masih Muda
 
Sedari awal, saya pribadi memang  'kaget' dengani seminar atau kelas online tentang pernikahan, bagaimana ndak kaget, wong rerata pematerinya masih muda-muda, ya memang sih punya nama dan ilmu, tapi itu semua kan masih teori, belum tentu mengamalkan teori sepenuhnya. Dalam arti ujian rumah tangganya itu belum seberapa dibanding Mbah" yang sepuh misal.

Maka, jadi ndak keget suatu ketika teman saya bilang, ada salah satu pemateri pernikahan yang ternyata dia kemakan omongannya sendiri, dalam arti apa yang di perbuat tak sesuai dengan yang diucapkan dalam kelas.

Ada juga yang nyeletuk, "Saya tahu betul kehidupan rumah tangganya, Benar-benar jauh dari materi yang disampaikan".
 Ya gimana lagi wong usia rumah tangga masih muda. Ya potensi 'melenceng' dari materinya sangat besar

Namun, kita tidak bisa menjudge pematerinya, nanti kena logical fallacy kategori Argumentatum ad hominen dong, hehe., tapi ya fokus saja pada materinya.  Mungkin Sang pemateri punya teori lain untuk membenarkan lelakunya, atau emang khilaf, heheu.

Lantas Bagaimana Belajar Parenting dan Pernikahan Paling Ideal?
Yap, seminar yang teoritis begitu tetap dijalankan, tapi jangan lupa pula belajar secara empiris dari kisah nyata, dari pelakunya secara langsung, dari orangtua yang sudah menjalani pernikahan bertahun-tahun yang sudah merasakan garam-madu kehidupan.

Misal, saya kemarin baru saja ketemu seorang bapak" usia 40-an, di ruang tunggu RSUD Dorak Selatpanjang, dia sedang ngantar istrinya, Ceritanya duh, beneran bikin ngelus dada, bapak ini sudah setahunan Mbopong/ nggendong istrinya tercinta, karena kakinya gabisa jalan kena penyakit gula.

Disaat bersamaan, bapak ini masih Ngragati (mbiayai) 2 Anaknya yang sedang nyantri, satu di Podok Pesantren . Bayangkan, entah beliau ini tau teorinya apa enggak, yang jelas sudah secara empirik mengamalkan  Kasih sayang sebagai seorang suami kepada istri dan Tanggungjawab kepada keluarganya.

Dilain sisi, saya juga mengetahui seorang nenek usia 70 tahunan, tiap hari ngurusi suaminya yang seumuran Presiden Prabowo, suaminya sedang lumpuh, mulai dari menyuap makan, Bab, sampai memandikan, tiap hari dilakoni Sang Istri.
 
Ketika saya tanya kenapa se setia ini? Jawabannya karena Si suaminya dulu ketika masih sehat tanggungjawab luar biasa dan tegas. Terbukti Meskipun dari keluarga Biasa, semua anaknya Lulusan pesantren, 2 Tamat Al-Azhar Mesir, 1 Tamat Damaskus ketiganya ini sudah jadi Kiai Desa diwilayahnya dan satu anak Putrinya jadi ketua cabang salah satu Banom NU paling Powerfull.  Jalas Kakek-Nenek ini perlu kita pelajari kiat"nya kok bisa se setia itu dan bagaimana parenting terhadap anak-anaknya kok jadi orang semua.

Masih ada lagi, disuatu daerah ada yang suaminya terkena kecelakaan kerja yang membuat 2 tangannya tidak berfungsi, ada lagi yang suaminya tulang ekor bermasalah sampai hanya bisa berbaring,  kedua istri diatas ini setia dan merawat 5 tahun lebih suaminya, jelas pasti 2 wanita ini menyimpan ilmu dan energi kesetiaan yang perlu kita pelajari.
Tentu diluaran sana banyak kasus lagi tentang parenting, kesetiaan, tanggungjawab dll. yang perlu kita tiru.

Walhasil,  seminar-seminar tentang pernikahan, parenting atau apapun itu namanya itu penting untuk diikuti, namun perlu diingat itu sebatas teoritis belum tentu bisa mengamalkan. Secara  Level taksonomi keilmuan, pemateri yang tergolong masih muda ini bisa dikatakan masih dinomor empat yaitu menganalisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun