Pada SARS, prevalensi DM dan CVD adalah 11% dan 8%, masing-masing, dan adanya salah satu komorbiditas meningkatkan risiko kematian 12 kali lipat. DM dan hipertensi lazim pada 50% kasus  MERS. Â
Peningkatan kehadiran komorbid kardiovaskular juga berlaku untuk Covid-19, terutama di antara mereka yang memiliki penyakit yang lebih parah. Data dari Komisi Kesehatan Nasional China menunjukkan bahwa 35% dari pasien yang didiagnosis dengan Covid-19 memiliki hipertensi dan 17% memiliki penyakit jantung koroner.Â
Realita :Pasien yang mempunyai hipertensi / riwayat hipertensi faktanya butuh waktu yang lebih lama untuk sembuh.Begitu juga bila ada sakit jantung sebelumnya seperti gagal jantung maka kondisinya akan cepat memburuk. Salah satu pasien kami dengan riwayat gagal jantung pada akhirnya juga harus berpulang..:-(
Keterangan : Pasien  dengan kondisi yang mempengaruhi sistem kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan hipertensi, umumnya menderita komplikasi yang lebih buruk dari Covid-19 daripada mereka yang tidak memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya, menurut American Heart Association (AHA) .Â
Orang yang secara historis sehat juga dapat menderita kerusakan jantung akibat infeksi virus. SARS-CoV-2, coronavirus yang menyebabkan Covid-19, menginfeksi manusia dengan menempelkan dirinya pada reseptor tertentu di bagian luar sel yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2), yang digunakannya untuk menyerang sel.Â
Jaringan jantung juga mengandung ACE2 -- yang bisa diserang oleh virus secara langsung. Dalam satu skenario, dengan menyerang paru-paru secara langsung, virus dapat menguras pasokan oksigen tubuh ke titik di mana jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah teroksigenasi ke seluruh tubuh.Â
Pada beberapa orang, Covid-19 juga dapat memicu respons kekebalan yang berlebihan yang dikenal sebagai badai sitokin, di mana tubuh menjadi sangat meradang dan jantung dapat mengalami kerusakan sebagai akibatnya.
6. Perokok vs Bukan Perokok
Orang yang merokok lebih rentan terhadap infeksi Covid-19 yang berarti mereka menghadapi risiko tinggi terkena pneumonia, menderita kerusakan organ, dan membutuhkan bantuan pernapasan.Â
Sebuah penelitian terhadap lebih dari 1.000 pasien di China, yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, menggambarkan tren ini: 12,3% dari perokok saat ini yang termasuk dalam penelitian dirawat di ICU, memerlukan bantuan  ventilator atau meninggal, dibandingkan dengan 4,7 % pasien yang bukan perokok.