Mohon tunggu...
Lelah_Tua
Lelah_Tua Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup itu hanya menunggu mati

Hanya orang biasa yang sudah lelah.

Selanjutnya

Tutup

Film

Menonton Cek Toko Sebelah 2 Membuat Saya Menangis

28 Januari 2023   01:17 Diperbarui: 28 Januari 2023   01:20 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Saya menyadari, bagaimanapun baiknya saya kepada mereka, itu percuma karena respon seperti ini.

'Nga kayak'

Butuh waktu lama untuk saya menyadari bahwa ini adalah bentuk rasisme terselubung. Intinya, kalau saya bersikap kasar, itu wajar karena saya orang Tionghoa, tapi kalau saya ramah, itu bukan berarti orang Tionghoa itu ramah, tapi sayanya yang aneh.

Contoh lebih lanjut:

Saya pernah kost di Jawa. Bapak kost, orang yang menyebalkan. Kenapa menyebalkan? Karena tanpa bilang apa-apa tiba-tiba saja suatu pagi saat saya baru bangun tidur dan masih setengah watt, ketika saya membuka pintu kamar, ada lebih dari 1 laki-laki yang sudah berumur sedang mengerjakan entah apa, fondasi mungkin, saya tidak tahu karena saya tidak bertanya.

Mari bayangkan. Perempuan muda berumur 20an, baru bangun tidur dengan muka seperti adonan digiling (percayalah, mereka yang suka posting hashtag 'I wake up like this' itu semuanya sudah diedit), tidak mengenakan bra (karena baru bangun dan tidak tahu bahwa ada laki-laki di luar dan ya, ini kost perempuan) dan penakut.

Reaksi saya saat itu adalah otomatis menutup pintu kembali.

Yang oleh mereka, dianggap tidak sopan.

Saya bisa mendengar para tukang itu bergosip sambil merokok 'C**a itu memang kayak gitu' 'Yang di tempatku juga begitu'

Intinya, bapak kost yang brengsek karena membiarkan tukang-tukang seenaknya masuk ke dalam kost perempuan tanpa memberitahu anak kost tapi saya yang brengsek karena saya C**a

Sebelum Anda yang membaca ini berkomentar, ijinkan saya berkata bahwa saya sudah lelah dengan 'Kamu rasis ya, aku nga pernah tuh diperlakukan begitu' karena tentu saja, ada mereka yang berbahagia, yang tidak pernah merasakan atau mungkin sengaja menutup telinga dari rasisme terselebung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun