Mohon tunggu...
Find Leilla
Find Leilla Mohon Tunggu... Administrasi - librarian

seperti koinobori yang dihembuskan angin

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anda Takut Suntik? Saya Juga

22 Januari 2015   15:22 Diperbarui: 8 Agustus 2021   13:01 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Beberapa saat lalu kantor gempar gegara terhitung mulai hari ini diadakan check darah untuk pemeriksaan kesehatan karyawan. Check darah yang dimaksud adalah untuk kepentingan pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat. Masing-masing karyawan telah terjadwal untuk diperiksa dokter yang bersangkutan. Saya kebagian bulan depan.


Saat makan siang, beberapa teman terpingkal gara-gara ada banyak rekan yang kabur ketakutan karena liat jarum suntik. Satu teman malah di-bully setengah mati lantaran saat berusaha kabur malah digandoli. Antara ngeri sama pengen tau. Seru. Saya yang mendengar cerita itu diam-diam nggak ikut tertawa, tapi nyengir karena sejatinya saya juga parno sama jarum suntik. Takut sakit. Benar saja. Saat pulang, teman saya yang perawat menceritakan keributan dan ger-geran di ruangannya saat jam pemeriksaan. Jadi keingetan jaman dulu.


Satu kali badan saya linu semua. Panas tinggi, menelan pun tenggorokan sudah payah sekali rasanya. Karena tak tahan sakitnya, saya ke dokter. Waktu itu diantar ibu. Biasanya ibu mengantar saya hanya sampai di ruang tunggu saja, tapi kali itu beda. Ibu juga masuk ke ruang dokter bersama saya. Karena sang dokter sudah kami kenal baik, ibu berkata, ‘Suntik aja, dok, biar cepet sembuh.’ Dokter tersenyum. ‘Suntik, mau?’ Saya mendelik menatap ibu. Eh, ibu saya malah pura-pura nggak tau. Setelah bertanya lagi saya cuma bisa pasrah menurut kemauan ibu, padahal jantung saya sudah dag dig dug tak menentu. Saat dokter mempersiapkan alat dan obat, diam-diam saya berdoa supaya jarum nggak patah di dalam hahahaa. Mengerikan.


‘Jangan tegang. Lemas saja, nggak sakit kok.’ Saya berusaha tersenyum tabah, tapi rasa cemas sudah sampe ke ubun-ubun rasanya. Dan, cuuuss. Sakit! Meringis, saya beberes dan hendak turun dari bed pasien. Itu bagian belakang saya uda njarem gak keruan rasanya. Saat turun entah kenapa badan jadi kaku semua. Mungkin karena ketakutan ya. Separuh bagian yang disuntik berasa mati rasa nggak bisa digerakkan. Sampe terbungkuk-bungkuk saya harus berjalan. Tapi karena malu, saya tahan-tahan. Setelah menerima resep dan harus berjalan keluar, badan saya hampir sudah nggak bisa lurus lagi. Bungkuk. Kaku semua. Jadi dingklang, deglog, ato apapun itu namanya. Jadi aneh jalannya. Itu belum seberapa. Ketika  harus naik ke atas becak, ‘Jungkirin dikit, Pak,’ kata saya. Itu sudah saking nggak bisa ngangkat satu lagi kakinya. Dan sejak itu, trauma.


Bulan depan giliran saya. Perawat teman saya tadi sudah bercerita panjang lebar proses tes darah yang akan dilakukan biar saya nggak terus kepikiran. Ternyata alat yang digunakan nanti seperti bolpoin bentuknya. Digambarkan bagaimana proses dan cara pengambilan darahnya saja saya sudah kleyengan, gimana lagi hari 'H.' Tapi demi alasan kesehatan, harus dilalui juga.


Berikut tips perawat kesehatan di kantor saya jika kita harus berhadapan dengan jarum suntik :


Jangan cemas


Rasa cemas berlebihan bisa menyebabkan otot menjadi tegang. Saat otot tegang proses penyuntikan akan lebih sulit dilakukan. Obat yang disuntikkan akan susah masuknya ke aliran darah. Ini mengapa pada beberapa orang yang takut suntik malah bagian yang disuntik akan terasa njarem atau lebih sakit daripada bagian tubuh lainnya.


Jangan lihat, alihkan pikiran


Saat dokter atau suster mempersiapkan peralatan suntik, jangan dilihat. Alihkan perhatian pada bantal atau kaki dokternya saja, misalnya. Jangan terus berpikir tentang bentuk jarum. Membayangkan jarum sesaat sebelum suntik malah membuat perasaan takut dan bayangan tentang rasa sakit semakin menjadi-jadi.


Tutup mata dan alihkan perhatian rasa sakitnya


Jika dokter atau suster sudah mendekat, jangan panik. Pejamkan mata saja. Bersamaan dengan itu alihkan rasa sakitnya dengan memegang apapun yang anda bisa. Biasanya saya menekan salah satu jemari. Dengan melakukan hal ini, rasa sakit jadi terpecah antara bagian yang disuntik dengan bagian yang saya tekan dengan tangan. Aman.



Semoga selalu sehat.

Salam Kompasiana.

.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun