Kompasiana - Di tengah hingar-bingar dunia sepak bola Indonesia, khususnya euforia Arema FC,  terdapat kisah inspiratif sekaligus menyentuh dari seorang musisi lokal Malang, Wahyu Riyadi, pentolan band Arema Voice. Â
Selama lebih dari tiga dekade, Wahyu telah mengabdikan bakatnya untuk menciptakan lagu-lagu yang menjadi soundtrack perjalanan Arema FC f, klub kebanggaan masyarakat Malang Raya.
Namun, di balik melodi-melodi penuh semangat juang tersebut, tersimpan kisah pahit tentang minimnya apresiasi yang diterimanya, sebuah ironi yang patut direnungkan.
Â
Lahir pada tahun 1987, bertepatan dengan berdirinya Arema FC, Wahyu Riyadi merasakan ikatan emosional yang kuat dengan klub tersebut.
Nama "Arema" sendiri menjadi inspirasi utama di balik terciptanya puluhan lagu yang telah ia ciptakan. Â
Huruf 'A' di awal dan di akhir nama klub tersebut menjadi simbol yang ia terjemahkan ke dalam setiap lirik dan melodi, membentuk sebuah identitas musik yang unik dan khas Arema. Â
Lagu-lagunya, yang mayoritas bertemakan semangat juang, persatuan, dan kebersamaan Aremania, bukan hanya sekedar lagu, melainkan representasi dari jiwa dan semangat Arema FC itu sendiri. Â
Ia telah menorehkan sejarah dalam setiap notasi musiknya, mengabadikan perjalanan panjang klub kebanggaan Malang Raya.
Â
Puluhan Ribu Keping Terjual, Namun Apresiasi Masih Minim
Â
Puluhan ribu keping kaset dan CD lagu-lagunya terjual habis di pasaran. Â Popularitas lagu-lagunya bahkan melampaui batas waktu dan generasi. Â
Hingga saat ini, lagu-lagu ciptaan Wahyu masih dinyanyikan dan dicari oleh Aremania dari berbagai usia. Â
"Tegar", salah satu lagu andalannya, menjadi contoh nyata bagaimana karya Wahyu mampu menyentuh hati dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Aremania. Â
Lagu-lagu ini telah menemani suka dan duka Aremania, menjadi pengiring setiap kemenangan dan penguat semangat di kala kekalahan.
Â
Kontribusi Wahyu terhadap Arema FC tidak hanya sebatas karya seni. Â