Mohon tunggu...
Lefi Kembuan
Lefi Kembuan Mohon Tunggu... -

... hanya sesesorang yang menulis sekedarnya setelah melihat sesuatu dan mendapat pemikiran atas sesuatu itu ...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sarah menantikan sekeping harapan menjadi pendar Bintang Utara

20 Desember 2009   15:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:51 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Matahari telah membenamkan dirinya di balik puncak-puncak gunung biru sekitar enam jam yang lalu. Tidak ada yang bisa melarang. Percuma saja.

Sarah menatap langit malam yang membentangkan biru gelap di atas sana. Beberapa cahaya bintang berkerlip mengajak Sarah memakukan pandangannya. Itu pun juga usaha yang sia-sia. Siapakah bintang-bintang itu, sehingga dapat memaksa Sarah untuk memakukan pandangannya pada mereka? Sarah punya kehendak yang melebihi bintang-bintang itu. Sekalipun tubuh Sarah hanyalah debu di antara lautan gas bintang-bintang, Sarah tetap memiliki kekuatan untuk mengalahkan bintang-bintang itu.

Malam ini adalah salah satu malam penantian Sarah. Ribuan satuan waktu telah dilalui untuk sampai pada malam ini. Ribuan satuan waktu itu pun telah diisi Sarah dengan kepingan-kepingan penantian di sela-sela jedanya. Tidak ada yang bisa menahan Sarah. Dia akan tetap menanti.

Sarah tahu, Tuhan telah meletakkan sekeping kesabaran yang telah ditempanya dengan pergumulan. Sarah telah melihat hari-hari yang lalu, bagaimana kesabaran itu telah menjadikan dirinya kuat dalam setiap keping penantian yang telah digulirnya.

Namun kesabaran pun tidak ada artinya bila tidak ada percikan-percikan harapan. Tanpa percikan-percikan harapan, apakah yang dinantikannya selain dari kesia-siaan? Percikan-percikan itu muncul dari pergesekan mimpi-mimpi Sarah dengan kenyataan hidup. Kadang-kadang harapan terasa menyakitkan dijalani dalam penantian. Tapi itulah kehidupan yang hidup.

Sarah menatap bintang-bintang di langit. Berjuta harapan manusia yang telah terpenuhi telah menguap naik, menyatu dengan semesta, menjadi bintang-bintang. Jumlah itu akan tetap terus bertambah.

Sarah menatap langit malam. “Bintang utara, … aku ingin harapanku menjadi seberkas pendar cahaya Bintang Utara di tengah kegelapan malam.”

Dari kejauhan terdengar desir angin melantunkan lagu penghiburan …

Fragmen-fragmen dari Sarah | LRJK | XX.XII.MMIX AD ]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun