Bagi sebagian orang ini menandakan geliat ekonomi Semarang, tapi bagi saya, kondisi ini perlu diwaspadai. Hotel hotel yang menjulang dan pengambilan air bawah tanah hanya akan memperparah land subsidence yang menarik banjir/rob. Betul apa yg menjadi ramalan para pakar, jika ini tak dikendalilan, maka selamat tinggal Semarang bawah. Semarang mestinya berbenah jangan mengulang kasus sama di Ibu Kota Jakarta.
Mengkahiri tulisan ini, saya ingin katakan "jangan main-main dengan tata ruang", karena ini paling fundamental dalam membangun kota yang berkelanjutan, bermartabat dan bersahabat. Karena paling fundamental, maka mestinya Pemda konsisten menerapkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam setiap rencana pemanfaatan ruang. Berikan porsi anggaran yang cukup untuk pengendalian banjir/rob Semarang. Gandeng para pakar berkompeten dalam perekayasaan di bidangnya, jangan sia siakan ide, dan inovasinya. Indonesia tak kekurangan pakar!
Semoga Semarang yang kita cintai menjadi sahabat terbaik bagi masyarakat dan lingkungan.