Mohon tunggu...
Riski NurAmalia
Riski NurAmalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

tertarik dengan hal- hal seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Sampah di Kaki Gunung: Dampak Sosial dan Lingkungan dari Pengelolaan Sampah di Perkotaan

28 April 2024   12:57 Diperbarui: 28 April 2024   13:06 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jejak sampah di kaki gunung merupakan masalah kompleks yang mencerminkan krisis pengelolaan sampah di perkotaan. Dampaknya tidak hanya terbatas pada lingkungan, tetapi juga memiliki implikasi sosial yang signifikan. Pengelolaan sampah yang tidak efektif dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, kerusakan ekosistem, dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. Selain itu, krisis pengelolaan sampah juga memengaruhi kehidupan sosial masyarakat perkotaan, menciptakan tantangan baru dalam hal kebersihan, kesehatan, dan kualitas hidup.

Sampah merupakan masalah serius yang dihadapi oleh banyak kota di Indonesia, termasuk Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Krisis pengelolaan sampah di kota ini telah menjadi perhatian utama, karena dampaknya yang merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dalam penulisan ini, kita akan menjelajahi bagaimana krisis ini muncul, dampaknya pada lingkungan, serta upaya yang telah dan sedang dilakukan untuk mengatasinya.


Samarinda, sebuah kota yang terletak di tepi Sungai Mahakam, telah mengalami pertumbuhan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ini, bagaimanapun, tidak diimbangi dengan infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai. Akibatnya, sampah menumpuk di sepanjang jalan, sungai, dan bahkan hutan-hutan sekitarnya.


Salah satu faktor utama yang menyebabkan krisis pengelolaan sampah adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya membuang sampah dengan benar dan praktik daur ulang yang masih rendah. Banyak warga yang masih memilih untuk membuang sampah sembarangan, baik di sungai maupun di tempat-tempat umum.


Dampak dari krisis pengelolaan sampah di Samarinda sangatlah merusak bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pertama-tama, tumpukan sampah yang terus bertambah mengancam ekosistem sungai, mengakibatkan pencemaran air dan kematian fauna air. Selain itu, pembakaran sampah yang tidak terkendali juga menghasilkan emisi gas beracun yang merusak udara dan menyebabkan masalah pernapasan pada penduduk lokal. Selain dampak langsung pada lingkungan, krisis sampah juga berdampak pada sektor pariwisata. Wisata alam yang seharusnya menjadi daya tarik utama kota ini menjadi tercemar oleh tumpukan sampah, mengurangi daya tariknya bagi wisatawan.


Pemerintah dan berbagai pihak telah melakukan upaya untuk mengatasi krisis pengelolaan sampah di Samarinda. Salah satu langkah utama yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membuang sampah dengan benar melalui kampanye edukasi dan sosialisasi. Program daur ulang juga telah diperkenalkan untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir.


Selain itu, pemerintah setempat juga telah bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun infrastruktur pengelolaan sampah yang lebih baik, seperti tempat pembuangan akhir yang terkelola dengan baik dan fasilitas daur ulang modern.


Krisis pengelolaan sampah di Samarinda bukanlah masalah yang bisa diabaikan. Dampaknya yang merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat memerlukan tindakan yang cepat dan berkelanjutan dari berbagai pihak. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, memperbaiki infrastruktur pengelolaan sampah, dan mendorong praktik daur ulang, kita dapat berharap untuk melihat perubahan positif dalam waktu yang tidak terlalu jauh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun