Mohon tunggu...
Dom Asteria
Dom Asteria Mohon Tunggu... Jurnalis - Energy Journalist

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Money

Bintan Alumina Diminta Membangun Pembangkit Berbasis Renewable Energy

1 April 2022   00:55 Diperbarui: 1 April 2022   02:32 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) adalah perusahaan operator smelter alumina yang  berencana membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 2.850 MW di KEK Galang Batang, Kepulauan Riau.

Saat ini BAI memproduksi Smelter Grade Alumina (SGA) sebesar 1 juta ton per tahun dan berencana untuk naik hingga 2 juta ton per tahun. Selain itu, BAI juga akan melahirkan produksi aluminium ingot yang direncanakan dapat berproduksi pada 2025 sebanyak 400 ribu ton per tahun.

Seperti diketahui, pabrik smelter (pengolahan) adalah salah satu penyedot energi terbesar dalam dunia industri. Jamak diketahui bahwa perusahaan yang memiliki smelter akan membangkitkan energi listriknya sendiri apalagi secara bersamaan memiliki tambang di sekitar smelter tersebut sanking besarnya energi yang dibutuhkan.

Jika perusahaan melihat pembangunan pembangkit listrik tidak ekonomis atau karena alasan lainnya, PT PLN (Persero) selalu siap untuk menyuplai listriknya. Tetapi intinya, smelter selalu membutuhkan energi listrik yang kapasitasnya besar.

Lalu, di tengah isu Net Zero Emission yang hangat di publik, apakah BAI akan ikut membangkitkan listrik berbasis energi terbarukan?

BAI secara total akan berinvestasi secara kumulatif hingga US$ 5.5 miliar hingga 2027. Salah satu peruntukan dari capex (capital expenditure) tersebut ialah membangkitkan listrik untuk smelter-nya atau secara umum operasional di KEK Galang Batang.

Sebagaimana diketahui, saat ini BAI telah mengoperasikan PLTU dengan kapasitas 6x25 MW. Pembangkit berbasis batubara yang 80% dipasok oleh PT Bukit Asam Tbk dari Sumatera Selatan.

Infonya, pemerintah melalui Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM telah meminta pihak BAI untuk mengubah RUPTL-nya agar pembangkit yang akan dibangun selanjutnya berbasis energi terbarukan.

"Pembangkit listrik di KEK Galang Batang untuk tahap I sudah operasional yakni sebesar 6x25 MW (PLTU). Ini yang tahap II masih perlu diselaraskan karena RUPTL kami masih belum disetujui Dirjen Gatrik. Waktu kami mengajukan pertama kali rencana pembangunan KEK Galang Batang, RUPTL kami sudah disetujui untuk menggunakan PLTU karena ekonomis untuk segi pembiayaan. Tapi karena kebijakan pemerintah untuk menggunakan energi baru terbarukan, maka Ditjen Ketenagalistrikan dan Kementerian ESDM meminta kami untuk mengubah RUPTL tersebut, artinya disesuaikan lagi dengan kebijakan pemerintah yang baru", ucap Purba Robert Sianipar, Senior Advisor BAI dalam sebuah pertemuan daring Rabu (29/03).

Purba tidak menyebut bahwa BAI akan segera membangun pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, namun pihaknya telah diminta untuk mengubah RUPTL-nya yang sebelumnya berbasis batubara diubah ke energi terbarukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun