Mohon tunggu...
Darwis Kadir
Darwis Kadir Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya ingin bercerita tentang sebuah kisah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Satu-satunya di Indonesia, Tidak Percaya?

6 Maret 2018   19:08 Diperbarui: 6 Maret 2018   19:16 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanah bentong merupakan julukan untuk komunitas masyarakat yang berada di jazirah selatan kabupaten Barru. Desa Bulo-Bulo,Kecamatan Pujananting,Sul-sel.

Mengapa kemudian ini dikatakan sebagai tanah bentong ? Tak lain dan tak bukan karena penggunaan bahasa dan kosa kata tersendiri. Walau pada dasarnya mereka adalah perbauran keturunan suku Bugis dan Makassar.

Bahasa tersendiri itu merupakan gabungan dari kosa kata Bugis,Makassar,Konjo dan Mandar. Serta kosakata tersendiri yang tidak terdapat pada bahasa-bahasa yang di atas tadi. Makanya bahasa mereka dijuluki bahasa bentong.

Hanya di desa ini dijumpai penggunaan bahasa bentong ini. Desa tetangga menggunakan bahasa Bugis.Ini merupakan sebuah keunikan tersendiri. Sampai sekarang mereka masih mempergunakan bahasa ini.

Yang menarik dari sisi lain,pada komunitas masyarakat bentong ada rumpun keluarga to balo. To berarti manusia dan balo artinya belang. Disinyalir merupakan rumpun keluarga berkulit belang turun temurun yang satu-satunya ada di indonesia.

Rumpun keluarga ini terletak pada dusun Labaka. Satu keluarga yang mempunyai anak keturunan belang 3 orang. Kelainan kulit ini bersumber dari sang ayah yang belang. 2 anak lainnya berkulit normal mengikuti ibunya yang tak memiliki kelainan kulit. 1 keluarga lain yang berada di ujung dusun namun tak memiliki anak. Seorang perempuan yang sudah berumur kurang lebih setengah abad.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dari tinjauan medis,ada pendapat yang mengatakan kelainan kulit ini pengaruh gen. Pertama yaitu piebaldism dengan ciri-ciri adanya bercak-bercak putih pada sekujur tubuh mulai dari kaki sampai rambut.

Yang kedua, pendapat tentang apa yang terdapat pada tubuh mereka adalah vitiligo dengan bercak-bercak putik pada sekujur tubuh. Sedikit ada perbedaan jika pada piebaldisme kelainan kulit ini sejak lahir namun pada vitiligo kelainan ini bisa menghinggapi seseorang ketika Kecil sampai dewasa.

Dalam kepercayaan masyarakat kelainan kulit itu pengaruh dari sebuah kutukan yang memiliki versi berbeda-beda. Ada karena tak menepati nadzarnya,ada juga karena mengusik kuda yang sedang bercinta menyebabkan kemarahan dewata.akhirnya mengutuk para pengusik ini dengan kulit belang.

Yang menarik dibahas adalah proses interaksi mereka dengan masyarakat. Dari berbagai sumber yang beredar di internet,mereka dianggap sebagai suku terasing. Kemudian menonjolkan sebuah mistisme tentang kesaktian to balo yang kebal senjata tajam. Kepercayaan lain dari segi jumlahnya yang tidak akan lebih dari 10 orang. Kepercayaan dulu bahwa kakek buyut mereka memiliki kesaktian. Entah dengan anak cucu mereka sekarang.

Dulu rumpun keluarga tak mau bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Pameo yang berkembang di masyarakat bahwa mereka adalah keluarga kutukan. Terkadang dalam pergaulan masyarakat menjaga jarak. Oleh karena itu mereka kemudian memilih menjauh dari pemukiman warga dan membentuk lingkungan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun