Abstract
Ekonomi mikro merupakan cabang ilmu Ekonomi yang menelan prilaku konsumen dan produsen dalam membuat Keputusan ekonomi. Dalam konteks Indonesia, penerapan teori- teori ekonomi mikro sangat penting, terutama dalam mendukung pertumbuhan sektor usaha mikro,kecil, dan menengah (UMKM). Artiken ini Mengemukan opini penulis mengenai peran penting Ekonomi Mikro dalam pengembangan UMKM, tantangan yang dihadapi, serta rekomendasi yang yang dapat diterapkan untuk meningkatkan literasi ekonomi mikro di kalagan pelaku usaha kecil. Penulisan beragumen bahwa penguasa prinsip-prinsip dasar ekonomi mikro dapat membantu UMKM menjadi lebih Efesiensi, Tangguh dan berdaya saing dalam pasar yang semakin kompetitif PENDAHULUAN Ekonomi mikro Adalah studi tentang bagaimana individu dan Perusahaan membuat Keputusan dalam kondisi kelangkang.la membahas mekanisme pasar, interaksi harga perilaku konsumen,teori produksi, seta bentuk-bentuk struktur pasar. Dalam praktiknya, ekonomi mikro memberi kerangka untuk memahami dinamika dunia usaha, termasuk UMKM yang merupakan penyambung terbesar bagi produk dosmetik Bruto (PDB) dan lapangan kerja Indonesia. Data kementrian koperasi dan UMKM menunjukan bahwa lebih dari 64 juta unit usaha tergolong UMKM, dan mereka menyumbang sekitar 60% PDB nasional serta menyerap 97% tenaga kerja. Namun kontribusi besar ini belum sebanding dengan daya saing dan ketahanan usaha mereka. Salah satu factor penyebab Adalah rendahnya pemahaman pelaku UMKM terhadap prinsip-prinsip ekonomi mikro yang dapat meningkatkan efesiensi dan efektivitas usaha.Â
             PEMBAHASANÂ
Pentingnya Ekonomi Mikro dalam konteks UMKM
 a. Permintaan dan Penawaran Memahami permintaan konsumen memunkinkan pelaku UMKM menentukan harga yang sesuai dan menyesulakan produksi. Misalnya pada musim tertentu permintaan terhadap produk tertentu bisa naik, pemilik usaha misa menaikan harga tanpa mengurangi minat beli.Â
b. Elastisitas Harga: Pelaku usaha yang memahami elastisitas dapat merespons perubahan harga secara tepat. Jika produk bersifat elastis, sedikit kenaikan harga bisa menyebabkan penurunan permintaan drastis. Sebaliknya, jika produk inelastis, pelaku bisa menaikkan harga tanpa kehilangan banyak pelanggan.Â
c. Biaya Produksi dan Skala Ekonomi Pelaku usaha yang memahami elastisitas dapat merespons perubahan harga secara tepat. Jika produk bersifat elastis, sedikit kenaikan harga bisa menyebabkan penurunan monopolistik, atau oligopoli membantu pelaku menentukan strategi harga dan pemasaran.
 Tantangan dalam Penerapan Ekonomi Mikro oleh UMKM Meskipun ekonomi mikro sangat relevan, masi banyak kendala dalam penerapannya:Â
a. Rendahnya Literasi Ekonomi Banyak pelaku UMKM tidak memiliki latar belakang pendidikan formal dalam ekonomi atau bisnis. Keputusan usaha sering diambil berdasarkan intuisi atau pengalaman pribadi tanpa pertimbangan analisis ekonomi .
b. Tetbatasnya Akses Informasi Kurangnya data pasar, informasi harga bahan baku, dan tren konsumen membuat pelaku UMKM sulit mengambil keputusan berdasarkan analisis yang mendalam.Â
c. Faktor Sosial dan Budaya Beberapa pelaku usaha lebih mengutamakan relasi sosial daripada efisiensi ekonomi. Misalnya, dalam menentukan harga atau merekrut pekerja, aspek kekeluargaan sering kali menjadi prioritas utama.Â