Mohon tunggu...
Laudya Naila
Laudya Naila Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya Laudya Naila, Mahasiswi Prodi Ilmu Politik A, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Democracy in Action: Simulasi Trias Politica ala Generasi Alpha

25 September 2025   12:33 Diperbarui: 25 September 2025   21:01 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa KKN Rekognisi Kelompok 46 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Program Studi Ilmu Politik, saya Laudya Naila berkesempatan menjadi anggota kelompok 46 KKN Rekognisi bersama dengan kedua rekan saya yaitu Alpi Wahyuni dan Ajeng Rianti, dengan bimbingan langsung dari Dr. Muhammad Walidin, S.Ag., M.Hum. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan wujud nyata dari pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma Pengabdian kepada Masyarakat, di mana mahasiswa dituntut untuk menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai keislaman untuk memberdayakan masyarakat secara holistik. Sebagai institusi yang berkomitmen pada visi "Menjadi Universitas Berstandar Internasional, Berwawasan Kebangsaan, dan Berkarakter Islami", UIN Raden Fatah Palembang menjadikan KKN sebagai mata kuliah wajib yang tidak hanya memenuhi tuntutan akademik, tetapi juga menjadi media untuk melahirkan sarjana yang berkarakter, cendekiawan, dan responsif terhadap tantangan bangsa.

KKN Rekognisi dengan tema "Power Ranges Government Roles Edition: Little Heroes Learning About Leadership, Democracy and Civic Responsibility" ini tidak hanya menekankan pada transfer ilmu, tetapi juga menjalin kedekatan dengan masyarakat dalam konteks pengabdian yang kreatif dan edukatif. Program kerja yang saya jalankan di Panti Asuhan Hidayatullah meliputi: (1) Izin serta pengenalan, (2) Mengajar pelajaran dalam bentuk permainan, (3) Qur'an Rangers: Misi khatam & hafalan super, (4) Rangers Academy: Markas belajar anti bosan, (5) Norma Rangers: Operasi sopan santun, (6) Pelaksanaan hari besar Kemerdekaan, (7) Pembuatan pojok baca dan pohon impian kreatif, (8) Foto bersama, serta (9) Perpisahan. Dari seluruh rangkaian tersebut, salah satu materi yang paling berkesan adalah simulasi Trias Politica, yang dimasukkan ke dalam program Mengajar dalam bentuk permainan serta Rangers Academy.

Penyampaian konsep Trias Politica eksekutif, legislatif, dan yudikatif tidak hanya diberikan secara teoritis, melainkan dalam bentuk simulasi interaktif: "Kalau sekolah ini adalah sebuah negara, siapa kira-kira yang cocok jadi presiden, anggota parlemen, atau hakimnya?". Dengan metode permainan ini, anak-anak Panti Asuhan Hidayatullah belajar memahami peran penting pembagian kekuasaan dalam sebuah negara. Mereka tidak hanya mendengar penjelasan, tetapi juga memerankannya secara langsung. Ada yang dengan percaya diri tampil menjadi "Presiden Sekolah", ada yang bangga menjadi "Dewan Perwakilan Kelas", dan ada pula yang serius memainkan peran sebagai "Hakim" untuk menjaga aturan permainan tetap adil.

Dampaknya terasa nyata: anak-anak menjadi lebih mudah memahami bahwa negara bukan hanya soal "pemimpin tertinggi", tetapi juga ada lembaga lain yang saling mengawasi agar kekuasaan tidak disalahgunakan. Mereka mulai terbiasa menggunakan diksi politik sederhana seperti "hakim itu harus adil" atau "parlemen yang buat aturan" dalam percakapan sehari-hari. Bahkan, beberapa anak menyampaikan bahwa mereka ingin menjadi pemimpin yang adil ketika dewasa nanti. Dari sinilah terlihat bahwa pendidikan politik dasar bisa membentuk pola pikir kritis dan rasa tanggung jawab sejak dini.

Melalui kegiatan ini, Trias Politica tidak lagi sekadar materi berat yang biasanya hanya dipahami di bangku kuliah, tetapi menjadi sebuah permainan yang menyenangkan sekaligus sarana menanamkan nilai demokrasi bagi generasi alpha. Panti Asuhan Hidayatullah pun menjadi saksi bagaimana sebuah materi politik bisa dihidupkan dengan kreatif, penuh canda tawa, namun tetap sarat dengan makna pendidikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun