Mohon tunggu...
Humaniora

Melatih Kecerdasan Emosional Anak

26 Oktober 2017   13:50 Diperbarui: 26 Oktober 2017   18:00 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melatih kecerdasan emosional anak merupakan kesuksesan yang berupa modal penting bagi anak. Kecerdasan emosi atau yang dikenal dengan EQ (Emotional Quotient) atau IQ (Intelligence Quotient) yaitu kemampuan mengenali perasaan pada diri sendiri serta orang lain, memotivasi dan kemampuan untuk mengelola emosi secara baik pada dirinya sendiri dan dalam berhubungan dengan orang lain. 

Beberapa penelitian sudah menguji kecerdasan emosional anak dengan 33 keterampilan kerja penting lainnya. Hasilnya adalah 58% keberhasilan seseorang berasal dari kecerdasan emosional, jadi kecerdasan emosional 2x lebih penting dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang daripada kecerdasan intelektual. Kecerdasan anak dapat dipengaruhi oleh ibu yaitu ibu hamil yang menjalani masa kehamilannya dengan tenang dan emosi yang stabil akan melahirkan anak dengan emosi yang lebih stabil dan tenang serta pula saat menyusui, merawat dan mengasuh anak, ibu juga dapat mengenalkan berbagai emosi meskipun peran ayah juga penting. 

Perkembangan emosi yang optimal juga akan berdampak baik bagi anak karena anak akan memiliki sebuah kecerdasan serta emosi yang tinggi. Dengan demikin anak mampu mengatasi rintangan-rintangan emosi dalam kehidupannya. Fungsi kecerdasan emosi bagi anak yaitu anak mampu menyadari dan mengelola emosi dirinya sendiri. 

Anak memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, anak juga mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, anak juga mampu memotivasi dirinya sendiri, mampu mengungkapkan perasaan, kesadaran, serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan mengatur dan mengendalikannya, mempunyai kemampuan mental mengendalikan dan memahami perasaan diri sendiri dan orang lain yang menuntun pada kemampuan untuk mengatur perasaanya itu. 

Aspek emosional ibarat poros kehidupan manusia, jika anak terganggu emosinya maka terganggu pula aspek kehidupannya yang lain. Oleh sebab itu perkembangan emosi, sikap dan perilaku masa-masa di usia dini harus mendapatkan perhatian yang optimal baik dari guru dan orang tua. Agar lebih memudahkan orang tua dalam melatih kecerdasan anaknya orang tua harus menegtahui macam-macam emosi anak yaitu :

  • Agresivitas : menjerit-jerit, menggigit, mencakar, menendang, memukul, serta tindakan lain yang menyakiti fisiknya.
  • Kecemasan, anak memiliki rasa takut tanpa sebab yang jelas seperti suka mimpi buruk, gelisah, sulit tidur, sulit makan, merasa tidak aman, tidak mau ditinggal sendiri. Hal tersebut bisa disebabkan oleh orang tua terlalu berlebihan melindungi anaknya.
  • Temper tantrum, anak yang menunjukkan kemarahan dengan sifatnya yang negatif seperti menjerit-jerit, berguling-guling di lantai, melempar barang. Hal tersebut dikarenakan anak belum bisa mengontrol emosinya.
  • Hipersensitif, anak yang memiliki kepekaan emosi yang berlebihan hal ini dapat dilihat dari sikap anak yang cepat sakit hati dan cepat marah.

Melatih kecerdasan emosi anak sejak dini yaitu memotivasi diri anak dengan cara seperti anak dilatih menghadapi kesulitan, untuk memabangun mentalitas anak yang kuat yakni tidak cengeng. Contoh ketika anak jatuh bunda tidak akan menolong tetapi memberikan arahan agar anak bangkit lagi. Anak dilatih untuk belajar tanggung jawab, anak diberikan kesempatan untuk mecoba dan mandiri. 

Pandai membina hubungan dengan cara : jangan membatasi lingkungan bermainnya biarkan anak bermain dengan siapa saja yang disukainya, orang tua perlu mendampingi anak terutama jika memasuki lingkungan baru, agar anak pandai membina hubungan dengan cara mengajak kumpul-kumpul di acara keluarga atau teman-teman. 

Mengenal emosi diri sendiri pada anak dengan cara menyebutkan berbagai emosi yang dialami anak, tiap minggu gambarkan perasaan yang dialami. Melatih kontrol diri pada anak dengan cara memberikan pengertian bahwa tidak semua keinginan terpenuhi dalam waktu singkat, latih anak untuk menyatakan kebutuhan secara asertif (tegas), ajarkan anak untuk mengubah tuntunan menjadi pilihan, ajarkan anak untuk bisa belajar konsekuensi. 

Melatih anak untuk mengenali emosi orang lain/empati yaitu lewat contoh dan tindakan, beri pujian, ajarkan anak untuk tidak memperhatikan kebaikan orang lain, menunjukkan beragam emosi lewat media seperti gambar, majalah, dan televisi. Ciri-ciri anak yang mempunyai kecerdasan emosi tinggi yaitu cara bersosial mantap, mudah bergaul, bertanggung jawab, tidak mudah gelisah dan takut, bermoral, humoris, simpati dan hangat dalam berhubungan nyaman dengan dirinya dan orang lain, kehidupan emosionalnya kaya dan wajar. Menjadi orang tua yang sukses untuk mendidik anak-anaknya merupakan suatu kemampuan yang luar biasa serta bisa menjadi orang tua kebanggaan bagi anak-anaknya  ketika orang tua mampu mengajarkan kebaikan pada anak-anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun