Mohon tunggu...
Latifatu Isnaini
Latifatu Isnaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Hanya seorang mahasiswa yang mengerjakan tugas

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Televisi Zaman Now

6 Juni 2019   06:26 Diperbarui: 6 Juni 2019   06:52 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Televisi adalah salah satu media elektronik sebagai tempat informasi dan opini masyarakat di dunia, termasuk juga di Indonesia. Karena di televisi kita dapat menemukan berbagai tayangan untuk berbagai kalangan. Maka dari itu, televisi merupakan elektronik yang hampir tiap rumah pasti mempunyai.

Pada zaman dahulu, televisi termasuk barang mewah, karena hanya dimiliki oleh orang kaya saja. Televisi saat itu pun memiliki layar yang berwarna hitam putih,serta berbentuk seperti tabung besar. Awal pertelevisian Indonesia dimulai tgl 17 Agustus 1962. Kala itu, TVRI sedang menyiarkan langsung Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dari halaman Istana Merdeka, Jakarta.

TVRI kembali menyiarkan siaran langsung upacara pembukaan Asian Games keempat dari Stadion Gelora Bung Karno,Jakarta pada tanggal 24 Agustus 1962.Pada tanggal 20 Oktober 1963, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang pembentukan Yayasan TVRI sebagai badan yang mengatur televisi ini.TVRI yang masih menyiarkan tayangan hitam putih, namun pada tahun 1979, TVRI mulai menampilkan siaran televisi berwarna.

Perkembangan stasiun televisi swasta sangat pesat di Indonesia. Berturut turut lahirlah stasiun televisi swasta di Indonesia sebagai berikut: TPI,Indosiar, ANTV,Trans TV,Metro TV,Global TV,Lativi, dan TV7.Setelah era tersebut, masih ada kemunculan stasiun televisi lainnya baik stasiun televisi baru. Dari era tersebut hingga sekarang, sudah banyak bermunculan tayangan televisi baik dalam segi pendidikan, berita, animasi, ataupun hanya hiburan semata. Diharapkan seluruh tayangan dapat didapat manfaat nya yang lebih menyeluruh. 

Sistem rating tayangan televisi yang diklasifikasikan KPI(Komisi Penyiaran Indonesia) seperti SU(Semua Umur) untuk seluruh kalangan diatas 2 tahun, P(Prasekolah) untuk anak-anak pra-sekolah dari usia 2 sampai 6, A(Anak) untuk anak-anak dari usia 7 sampai 12, R(Remaja) untuk remaja dari usia 13 sampai 17, BO(Bimbingan Orangtua) untuk anak-anak atau remaja dengan kontrol orangtua, dan D(Dewasa) untuk pemirsa 18 dan lebih tua saja. Klasifikasi itu diberlakukan mulai Maret 2011 yang klasifikasi itu diaplikasikan di pojok kanan bawah saat tayangan itu muncul.

Walaupun sudah ada klasifikasi yang dikeluarkan KPI, namun masih banyak kasus dimana tayangan televisi zaman sekarang berisi adegan adegan yang kurang sesuai dengan klasifikasi atau bahkan kurang pantas ditayangkan di televisi. Seperti kasus baru-baru ini yang menyangkut Pesbukers Ramadhan. Program televisi yang bertajuk ramadhan ini mendapatkan sanksi dari KPI karena disinyalir menampilkan adegan tak pantas sebagai program televisi yang memakai embel-embel program ramadhan di dalam nya.

Adegan mencium tangan lawan jenis,merangkul,menghina secara fisik satu sama lain,artis yang terlibat didalam nya tidak menggunakan pakaian yang pantas oleh program yang bertajuk ramadhan dan lainnya. Para pelaku yangn melakukan kesalahan pun telah meminta maaf atas kejadian tersebut yang mengakibtkan Pesbukers Ramadhan maupun Pesbukers Sahur mendapat sanksi tidak boleh tayang lagi di layar kaca televisi.

Bukan sekali ini Pesbukers mendapat sanksi dari KPI dan bukan hanya Pesbukers yang  merasakan sanksi KPI, sebut saja acara televisi seperti Selebrita Pagi - Trans 7 pada awal tahun 2017, Brownis - Trans Tv pada awal tahun 2018 KPI Pusat menilai tayangan pada salah satu episode berpotensi melanggar Pasal 37 Ayat (4) huruf A SPS KPI Tahun 2012 tentang muatan yang mendorong remaja belajar tentang perilaku yang tidak pantas dan/atau membenarkan perilaku yang tidak pantas tersebut sebagai hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ini menjadi pelajaran bagi setiap orang, baik public figur yang terlibat didalam nya bahwa setiap tontonan yang disajikan dalam layar kaca televisi sebenarnya memiliki positif dan negatif nya disetiap program nya. Di satu sisi penyedia program atau stasiun televisi harus benar benar memperhatikan program yang sedang tayang agar semua mendapat dampak yang positif. Disisi lain, orang tua sebagai orang terdekat harus selalu memberi pengarahan pada anak anak yang akan melihat tayangan di televisi agar tayangan tepat sasaran dan tidak menimbulkan dampak negatif dikemudian hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun