Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Persulit, tapi Permudah Orang Lain

21 Maret 2017   16:18 Diperbarui: 22 Maret 2017   00:13 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Minggu  lalu, saya menjadi moderator dalam sebuah kegiatan diskusi. Seperti biasa, saya gunakan semua ilmu tentang public speaking yang didapatkan dari DJ Arie Broadcasting School. Smiling voice, smiling face, gesture, elevator peach, intonasi yang baik, dan opening serta closing statement yang menggugah hati para audience. Selain itu, saya terapkan pula ilmu aura yang diajarkan instruktur modeling saya tahun lalu. Ilmu aura ini membantu seseorang tampil lebih memesona dan kharismatik dengan memancarkan aura positif dalam dirinya.

Tanpa terasa, kegiatan diskusi berlangsung selama satu jam. Saat itu ada peserta diskusi yang terlambat. Saya bolehkan dia masuk. Si peserta yang terlambat dapat mengikuti diskusi sampai akhir.

Tepuk tangan audience menyudahi kegiatan itu. Anehnya, bukannya mereka salut pada pemateri, mereka justru melayangkan pujian pada moderator. Rasanya tak layak mendapat pujian itu, sebab peran pemateri jauh lebih besar dari peran moderator.

Seseorang yang hadir di ruangan itu mengomentari saya. Katanya saya terlalu baik. Seharusnya moderator tidak mengizinkan peserta yang terlambat satu jam itu untuk mengikuti kegiatan diskusi. Saya hanya tersenyum menanggapi komentarnya.

Saya punya alasan untuk membolehkan peserta itu masuk. Pertama, karena saya kasihan padanya. Kedua, saya tak ingin mempersulit dia. Justru saya ingin mempermudah urusannya. Dia ingin belajar, ingin menuntut ilmu dalam kegiatan diskusi itu. So, maksud baik itu harus dimudahkan.

Tuhan selalu mempermudah urusan kita. Tak pernah mempersulit kita. Selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna, mengapa kita harus mempersulit orang lain?

Sebaliknya, permudah urusan orang lain. Bantulah orang lain selagi kita mampu. Membantu orang lain tak harus dalam bentuk materi. Inilah alasan banyak orang enggan memberi bantuan atau mempermudah urusan orang lain. Mereka beranggapan bahwa memudahkan urusan orang lain harus mengeluarkan materi.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mempermudah orang lain. Menyingkirkan duri/batu besar di jalan yang sering dilewati. Memberikan informasi yang diperlukan orang lain. Menghubungkan orang lain dengan kontak suatu instansi atau lembaga tertentu. Mengajarkan materi pelajaran/kuliah. Mengantarkan seseorang ke tempat tujuannya. Membantu seseorang mencari pekerjaan dan tempat tinggal. Bahkan mencarikan pasangan hidup untuk seseorang. Itu semua bisa kita lakukan untuk memudahkan orang lain.

Kisah lain datang dari Mama saya. Sewaktu masih aktif bekerja, beberapa kali Mama mencarikan jodoh untuk teman-temannya. Usaha Mama berhasil. Teman-temannya akhirnya menikah dan hidup bahagia.

Teman saya pun begitu. Ia pernah menjodohkan sahabatnya dengan adik kelasnya. Dua tahun belakangan, sahabatnya dan adik kelasnya itu menjalin relasi cinta yang serius.

Beratnya persoalan hidup dan padatnya rutinitas membuat orang lupa untuk membantu atau memudahkan orang lain. Mereka terlalu fokus dengan kepentingannya sendiri. Namun, tidakkah terpikir oleh kita untuk berhenti sejenak dari kesibukan dan memudahkan orang lain? Tidakkah kita ingat bahwa urusan-urusan kita pun mudah karena bantuan orang lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun