Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kompasiana, Tempat Melarikan Diri dari Kesedihan

20 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 20 Maret 2019   06:16 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Copras capresnya bisa berhenti dulu nggak? Ayo, sini sini merapat ke tempatnya Young Lady. Young Lady mau ajak kalian melihat video ini.


Apa yang kalian tangkap dari video itu? Mengharukan pastinya ya. Momen itu terjadi 10 tahun yang lalu. Kini, si anak tampan dengan karakter suara vibrato yang unik telah sukses. Siapa yang pernah nonton Dilan 1990? Pasti familiar sama wajah anak ganteng itu. Debo kecil telah bertransformasi menjadi pemuda yang menawan.

Young Lady menangkap beberapa kesan dalam video itu. Air mata datang dari hati yang lembut. Menahan rindu selama bertahun-tahun itu berat dan menyesakkan. Tangisan tidak boleh ditahan, karena tidak semua air mata buruk. Harapan terindah adalah berkumpul bersama orang-orang terkasih.

Satu hal yang jelas dalam video di atas: kesedihan. Sama seperti Young Lady yang menjadikan Kompasiana sebagai tempat melarikan diri dari kesedihan.

Saat ini, Young Lady tengah mencemaskan orang lain. Dua orang lebih tepatnya. Satu orang tak dikenal Young Lady secara langsung. Satu lagi, malaikat hidup Young Lady cantik.

Kecemasan ternyata bermuara pada kesedihan. Jauh dari orang-orang yang dicintai pun menyedihkan. Kompasiana, ya hanya Kompasiana satu-satunya tempat melarikan diri.

Katakanlah Kompasiana media katarsis. Mungkin suatu saat nanti Kompasiana harus mengubah diri menjadi media katarsis, bukan lagi media warga. Menarik juga.

Menulis di Kompasiana dapat menjadi pelarian. Ketakutan bertemu penawar. Kelegaan sesaat terasa. Entah sampai kapan.

Perasaan sedih dapat tertumpah lewat lembar tulisan. Hati yang tak tenang sedikit demi sedikit dipulihkan. Young Lady ragu, sampai kapan masa-masa ini dapat terlewati. Mungkin sebentar lagi, mungkin masih lama, atau mungkin tidak sama sekali.

Kesedihan dan kesepian seperti tak ada ujungnya. Anehnya, Kompasiana tetap hadir memenuhi kebutuhan katarsis. Menulislah, dan kita akan menemukan pelarian. Jangan sampai kita seperti politikus koalisi tetangga yang menjadikan nyabu sebagai media katarsis. Jadikan menulis dan Kompasiana sebagai media katarsis kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun