Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Eid Mubarak Tahun Lalu, Diusir dari Rumah Retret

14 Juni 2018   03:53 Diperbarui: 14 Juni 2018   04:26 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Kata Letto, cinta bersabarlah. Young Lady tidak keberatan harus bersabar. Yang penting bisa bertemu hari ini, sebelum keesokan hari dan seterusnya tak bisa ditemui karena harus retret. Toh memang ada tujuan khusus untuk bertemu dengannya. Young Lady ingin mendapat jawaban, itu saja.

Finally, datang juga. Dia bersama teman-teman dan pembimbingnya. Nah, ini yang ditunggu. Lagi, keanehan terjadi. Sang pembimbing tetiba lebih dulu menghampiri Young Lady sambil mengulurkan tangan. Ia ucapkan selamat Eid Mubarak. What? Dari mana ia tahu siapa dan apa keyakinan Young Lady? No way, ini pasti ada yang tidak beres.

Senyumnya seperti penuh kemenangan. Makin tak enak hati kecil ini. Setelah mengobrol sebentar dengan si pembimbing, Young Lady dibolehkan menemui dia. Kami bahkan bicara berdua di ruang tamu.

Detailnya masih tergambar jelas di ingatan. Young Lady dan laki-laki muda itu duduk berhadapan di kursi rotan. Ada bantal kursinya juga. Kami bicara. Ganjil, sikapnya tak seperti biasa. Tidak lagi hangat, tidak lembut. Lelaki itu bahkan sangat dingin. Ini bukan yang dikenal Young Lady.

Young Lady tatap wajahnya. Menunggu ia memberi jawaban. Dan...jawabannya sungguh menyakitkan. Bukan tak terduga, tapi melukai. Haruskah jawabannya seangkuh, sedingin, dan sekasar itu? Hati Young Lady terluka. Berbulan-bulan ia memikirkannya, namun ternyata ia menjawab dengan begitu kasar. Bukan jawabannya, tetapi caranya yang melukai hati ini.

Menit berikutnya, ia melakukan sesuatu yang mengejutkan. Kompasianers mau tahu apa yang dilakukannya? Ya, laki-laki itu mengusir Young Lady dengan kasar. Belum pernah, sekalipun belum pernah, Young Lady diusir seseorang dari suatu tempat. Paling parah ditolak pimpinan sebuah universitas negeri dari ruang kerjanya yang mewah tahun 2015 lalu. Tapi, kali ini Young Lady diusir seorang laki-laki. Laki-laki yang katanya mendalami kerohanian dengan serius, calon pemuka agama, calon pemimpin umat, tetapi berani sekali mengusir seorang wanita.

Tak hanya mengusir, ia juga mengambil tas Young Lady tanpa izin dan mengangkatnya keluar rumah retret. Begitukah cerminan seorang calon pemuka agama yang baik?

Young Lady cantik hanya bisa terdiam dan menggigit bibir. Tak kuasa berkata apa pun. Hati terasa sangat pedih. Ingin menangis, tapi tak mungkin. Young Lady terlalu angkuh untuk menjatuhkan air mata di depan seorang lelaki yang hanya bisa berbuat kasar pada perempuan.

Alhasil Young Lady meninggalkan rumah retret dengan galau. Hati ini amat sakit. Apa salah Young Lady? Memangnya Young Lady serendah itu sampai-sampai layak diperlakukan begitu kasar? Hati dan sikap sudah begitu lembut selama ini, lalu balasannya adalah kekasaran? Young Lady setengah menyesal bersikap baik, hangat, dan lembut pada semua orang. Honestly, Young Lady tidak suka diperlakukan kasar. Young Lady lebih suka diperlakukan dengan lembut. Sekali diperlakukan kasar, langsung terasa ada yang sakit di sini dan susah sekali sembuhnya. Sulit sekali melupakan perbuatan kasar yang pernah dilakukan orang-orang yang pernah melakukannya.

Berjam-jam Young Lady tidak pulang ke rumah. Toh tidak ada yang peduli, tidak ada yang mau peduli. Saat malam tiba, Young Lady masih ada di jalan. Dingin, dingin sekali. Young Lady ingat persis suasana malam itu. Dinginnya malam tak sedingin luka hati Young Lady. Sakit sekali rasanya dimata-matai, diawasi, diperlakukan kasar, dan diusir.

Itulah alasan Young Lady tidak suka hari raya Eid Mubarak. Young Lady terlanjur trauma. Sungguh, di hati ini ada rasa takut. Takut bila pengalaman yang sama terjadi lagi di lokasi dan pelaku yang berbeda. Kasus yang sama terus terulang lagi, dikhawatirkan dengan akhir yang sama. Young Lady benci Eid Mubarak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun