Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dicintai Banyak Orang, Bagaimana Rasanya?

24 Mei 2018   05:50 Diperbarui: 24 Mei 2018   07:07 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (shutterstock)

Kejadiannya kemarin. Di luar dugaan, ada ujian tertulis. Ujian tertulis pertama dan terakhir selama semester genap. Kebanyakan mata kuliahnya menggunakan tugas akhir sebagai penilaian di akhir semester.

Mau tak mau, Young Lady cantik harus ke kampus. Menjalani ujian akhir suatu mata kuliah yang tak disukai, di awal Ramadan pula. Berat, tapi mau bagaimana lagi?

Seperti lirik lagunya Tompi, Young Lady datang ke kampus dengan setengah hati. Inginnya fokus menjalani Ramadan hanya dengan orang-orang yang dicintai, ternyata masih harus berurusan dengan studi. Untungnya hanya sekali.

Tiba di kelas, sepi serasa menyergap di tengah keramaian. Sindrom kesepian yang sering dirasakan Young Lady. Semua anak sibuk bicara, tertawa, bercanda, dan merencanakan bukber gratis di rumah seorang teman. Kalau soal bukber, dijamin Young Lady takkan dibolehkan ikut oleh orang tua. Orang tua tidak pernah mempercayai teman-teman kampus. Hanya orang-orang teruji dan terpercaya di luar keluarga yang boleh membawa pergi Young Lady cantik.

So, Young Lady hanya mendengarkan saja. Tidak ikut ambil bagian. Toh merasa tak diinginkan.

Detik-detik jelang ujian kian dekat. Anak-anak di sekeliling Young Lady mulai resah. Ada yang mulai mengatur strategi mencontek. Padahal mereka sedang berpuasa. Tidakkah mereka malu pada Allah dan malaikat-malaikatNya? Perbuatan mereka akan dilihat dari langit sana, lalu dicatat di buku amalan sebelah kiri. Young Lady tidak pernah dan tidak akan mencontek untuk ujian apa pun, sejak sekolah hingga kuliah.

Kedatangan dosen membuat mereka semua terdiam. Sebelum membagikan kertas soal dan lembar jawaban, dosen mengingatkan mahasiswanya agar jujur dalam mengerjakan ujian. Ia ingatkan pula bahwa ujian ini berlangsung di bulan suci. Semuanya mengiyakan. Ternyata dosen itu harus mengawasi dua kelas sekaligus. Alhasil ia sering bolak-balik dari satu kelas ke kelas lainnya.

Momen bolak-baliknya si dosen dimanfaatkan anak-anak untuk mengobrol, berdiskusi, bercanda, dan berbagi contekan. Ada yang terang-terangan memakai gadget untuk mencari jawaban. Hampir semua anak menolak duduk di depan. Setiap kali ujian, mereka hanya ingin duduk di barisan tengah dan belakang.

Di saat itulah Young Lady kebingungan. Tapi bingungnya tetap cantik. Entah dosen itu lupa atau tak peduli. Tak seperti kebanyakan dosen lainnya yang selalu bertanya, ia luput menanyakan Young Lady. Mungkin saja lupa. Berat kan harus mengawasi dua kelas? Atau dosen itu tak ingin terbebani dan direpotkan. Honestly, baru kali ini ada dosen yang se-tidakpeduli itu. Sungguh baru kali ini selama tiga tahun menjalani perkuliahan. Dosen-dosen lainnya biasanya sangat peduli.

Situasi yang membingungkan. Entah harus bagaimana. Sungguh, ini tak seperti biasanya. Lembaran soal ujian yang harusnya dijawab itu tergeletak pasrah di atas meja. Pemiliknya yang cantik sama sekali belum bisa menyentuhnya.

Kebingungan bercampur kesepian mendesak masuk ke hati. Sedihnya, bingungnya hati ini. Ya Allah, apa yang harus dilakukan? Di sini tak ada sahabat-sahabat Young Lady, di sini juga tak ada "Calvin Wan", A Charming Angel With The Slanting Eyes. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun