Sesaat Tobias terpana. Memandangi tumpukan kotak plastik di mobil mewah milik Papa angkatnya. Mata hijau pemuda bule itu melebar.
"Banyak sekali Calvin...ups, maksudku Papa." katanya buru-buru.
Calvin tersenyum. Menepuk pelan puncak kepala Tobias.
"Belum seberapa, Sayang. Let's go."
BMW putih itu melaju pergi. Tobias duduk di samping Calvin. Tenggelam dalam pikirannya sendiri, hatinya terus menggumamkan rasa syukur. Syukur lantaran diberi orang tua angkat sebaik Calvin. Allah Maha Baik. Kekuatannya tak tertandingi. Dalam waktu singkat, ia mampu membalikkan hati dan keadaan seseorang. Dari miskin menjadi kaya, dari lemah menjadi kuat, dari sendirian menjadi punya orang tua lagi.
"Tobias, are you ok?" tanya Calvin lembut.
Pertanyaan Calvin menyadarkannya. Sedetik kemudian Calvin menghentikan laju mobilnya di tepi jalan. Mata sipit beningnya beralih menatap wajah putranya.
"Hei, kenapa? Kakimu sakit lagi?"
"Pa..." lirih Tobias.
"Iya, Nak?"
"Aku bersyukur. Aku bersyukur punya Papa lagi, punya Papa yang baik sekali."