Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat Cinta untuk Mas Cinta dan Ronald Wan

17 Mei 2018   05:57 Diperbarui: 17 Mei 2018   06:38 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maaf ya, aku sering menjadikanmu tokoh antagonis di cerita-cerita cantikku. Kau biasanya jadi rival bisnisnya "Calvin Wan". Kalau tidak, jadi penghalangnya Calvin dalam mendapatkan cinta. Bukan maksudku melekatkan image buruk padamu, Mas Cinta. Ini hanya permainan pikiran saja. Aku merasa, kau dan Calvin cocok jadi rival dalam cerita-ceritaku.

Kamu orang baik, Mas Cinta. Baik sekali. Mungkin benar. Orang baik lebih cepat dipanggil Tuhan, sebab ia sudah selesai menempuh ujian di dunia. Tuhan sangat mencintaimu, Mas Cinta. So, Ia memanggilmu lebih cepat.

Aku tak menyangka harus kehilanganmu dengan cara seperti ini. Di sini, aku hanya bisa berdoa. Semoga kamu mendapat tempat terbaik di sisiNya. Semoga kamu bahagia di alam sana. Jangan lupakan kami ya, Mas Cinta. Selamat jalan Mas Cinta, doa kami menyertaimu.

Ronald Wan, atau haruskah kau kupanggil "Calvin Wan",

Aku kehilangan orang baik, Ronald. Orang yang baik dan menawarkan persahabatan, kasih, serta persaudaraan. Umur manusia siapa yang tahu. Tapi kehilangan itu sakit, Ronald. Sepanjang siang hingga sore kemarin, aku tidak hanya menangisi Mas Cinta. Aku juga menangisi dirimu, keluarga terdekatku, dan orang-orang yang kucintai.

Ronald,

Berat sekali menghadapi kehilangan. Tiap kali aku kehilangan, rasanya separuh jiwaku juga ikut melayang. Aku selalu tak siap dan terbentur dalam kesedihan panjang tiap kali mendengar berita duka. Semakin dekat orangnya, semakin dalam aku kehilangan.

Ronald,

Mengapa minggu ini begitu banyak peristiwa mengerikan? Bom di tiga gereja, ledakan di kantor polisi, kematian Mas Cinta. Kenapa dalam satu minggu ada banyak rentetan peristiwa duka?

Ronald,

Aku masih ingin melihatmu lebih lama lagi. Aku masih ingin melewati hari-hari denganmu lebih lama lagi. Sama inginnya seperti aku ingin melewati hari bersama orang-orang lain yang kucintai. Hatiku dicengkeram ketakutan, Ronald. Takut sekali. Aku tidak bisa menjelaskan rasa takut ini dalam kata-kata. Yang jelas aku takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun