Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kelopak Bunga yang Belum Mekar (3)

14 Januari 2018   06:42 Diperbarui: 14 Januari 2018   10:10 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: pbs.twimg.com

"Saya tidak apa-apa. Tolong tinggalkan saya sendiri." jawab Calvin lirih.

Perintah yang tak dapat dibantah. Para perawat dan asisten rumah tangga melangkah pergi.

Pintu berdebam menutup. Calvin kembali sendiri. Menikmati sepi, menikmati rasa sakit di hatinya. Bayangan Rossie dan Reinhard berkelebat di benaknya. Rossie tidak pernah mencintainya. Sampai kapan pun, ia hanya mencintai Reinhard. Calvin sama sekali tidak mendapat tempat di hatinya.

Kenyataan ini sangat menyakitkan. Perlahan-lahan, Calvin bangkit dari tempat tidurnya. Berjalan tertatih menuju grand piano di seberang ruangan. Pria tampan berdarah Tionghoa itu memainkan piano, lalu mulai bernyanyi.

Ada cinta yang sejati

Ada sayang yang abadi

Walau kau masih memikirkannya

Aku masih berharap

Kau milikku

Suara bassnya sedikit bergetar. Nyanyian pilu yang terlantun dari hati yang terluka. Mata sipitnya yang bening meneduhkan, setengah terpejam. Membayangkan wajah Rossie. Senyumnya, tatapan matanya, raut wajahnya, rambut panjangnya, caranya mengucapkan huruf "R" yang sangat lucu, ekspresinya ketika merajuk, bekas air mata di wajahnya saat ia menangis, dan sikap manjanya.

Tak tahukah Rossie bahwa Calvin mencintainya? Calvin mencintai Rossie. Sangat mencintainya. Rossie ibarat kelopak bunga yang belum mekar: indah, namun belum tersingkap sepenuhnya. Masih ada keindahan lain yang tersembunyi. Calvin bertekad menjaga kelopak bunga itu hingga mekar sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun