Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Psikolove, Akhirnya Ku Menemukanmu (11)

12 Januari 2018   06:35 Diperbarui: 12 Januari 2018   08:27 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Silvi? Mengapa aku harus berterima kasih padanya?"

"Karena di sana ada bantuan Silvi juga."

Mendengar itu, Intan tertawa. Ada nada meremehkan di sana. Clara memandangnya sinis.

"Silvi, adikmu itu? Dia tidak bisa apa-apa. Memangnya, dia bisa bantu apa?"

Sorot mata Clara makin berbahaya. Sementara Intan meneruskan ucapannya.

"Adikmu itu anak manja, Clara. Hanya anak kecil yang masih sering kaukuncirkan rambutnya. Tipe mahasiswi labil yang hanya bisa menyusahkan orang tua. Pasti dia mengaku-ngaku itu uang pribadinya, padahal itu uang orang tua kalian yang berlebih. Kamu mau saja ditipu..."

"Stop it! Beraninya kamu menghina Silvi! Kamu tidak tahu apa-apa!" bentak Clara marah.

Wanita penyuka hamster, kucing, dan kelinci itu bangkit dengan cepat. Tanpa sadar melempar lunchboxnya. Isinya berhamburan. Intan ketakutan. Tak menyangka Clara semarah itu gegara dirinya mengata-ngatai Silvi.

"Adik kecilku itu spesial! Kamu tidak tahu apa-apa tentang dia! Asal kamu tahu saja ya, dia paling muda dari kita tapi dia beberapa langkah lebih maju darimu!"

Nyata sekali Clara tersinggung. Adik cantiknya dihina, ditertawakan, dan direndahkan. Dia tak terima.

"Aku sangat menyayangi Silvi! Tadi kamu bilang, adikku anak manja yang masih sering kukuncirkan rambutnya! Terus kenapa? Toh aku suka menguncirkan rambut Silvi! Ya biar saja kumanjakan dia dengan caraku! Apa pun akan kulakukan untuk membuatnya bahagia! Termasuk bila aku harus melepas Calvin..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun