Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mata Pengganti, Pembuka Hati (3)

8 Oktober 2017   06:27 Diperbarui: 8 Oktober 2017   06:47 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Assalamualaikum."

Pintu ruangan manager terbuka. Seorang gadis cantik dengan tinggi sekitar 170 senti dengan rambut keriting spiral melangkah masuk. Senyuman merekah di wajahnya. Sekilas ia terkesan sebagai gadis berpembawaan ceria dan keibuan.

"Waalaikumsalam. Nah, akhirnya datang juga. Sini Nanda, sini. Kamu harus lihat." sambut Syifa seraya menarik tangan Nanda. Mengajak gadis itu duduk di antara mereka.

Ananda Cecilia Munggaran, salah satu teman wanita yang lumayan dekat dengan Calvin. Mantan Mojang Kota Cimahi. Putri tunggal Dokter Rustian. Lulusan Universitas Padjadjaran. Berbagai ajang pageants telah diikutinya. Perkenalannya dengan Calvin terjadi saat Nanda menjadi penari bersama Silvi saat malam grand final pemilihan Koko Cici Indonesia. Saat itu, Calvin menjadi salah satu finalisnya. Dan kebetulan ia terpilih sebagai pemenang. Praktis, selama setahun penuh Calvin mengemban amanah sebagai duta budaya Tionghoa. Setahun bertugas sebagai duta, mulailah Calvin berteman baik dengan Nanda.

"Wow Calvin. Adorable..." desis Nanda.

"Jadi, episode berapa nih aku mulai gabung di rencana kalian?"

"Tenang dulu Nanda, tenang. Baru juga episode pertama. Tugas kamu baru dimulai nanti." kata Elby menenangkan.

Nanda tertawa manis. "Okey baiklah. Aku sudah tak sabar melakoni peranku."

"Malam ini, peranmu adalah jadi tukang make up. Bentar lagi rencana kedua."

Bukannya tersinggung dengan kata-kata Adica, Nanda malah tersenyum dan mengangguk. Semuanya perlu proses. Tak perlu terburu-buru.

Sejurus kemudian, Nanda membuka tasnya. Mengeluarkan peralatan make up, kumis palsu, wig, dan beberapa aksesoris. "Let's start. Sebaiknya kita mulai sekarang. Soalnya proses make upnya lama. Adica, kamu duluan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun