Mohon tunggu...
latifah ahfa
latifah ahfa Mohon Tunggu... Lainnya - be your self and always keep smile

erempuan enyuka senja dan hujan..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Matematika Tersirat Kalam Cinta

1 Juni 2020   04:11 Diperbarui: 1 Juni 2020   04:14 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

              Matematika adalah ilmu yang memiliki andil besar dalam kehidupan. Matematika merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan, mulai dari penerapan matematika dasar hingga tingkatan lebih tinggi dan seterusnya. Pentingnya belajar matematika terbukti dengan setiap tingkatan pendidikan formal dari tingkat paling bawah sampai paling atas, matematika selalu ada dalam kurikulum pendidikan. Namun tidak semua orang menyukai dan pintar dibidang matematika. Ada yang beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang sulit dipelajari, ilmu yang terlalu kaku, ilmu yang membosankan, dan alasan-alasan lain. Lantas apa yang dimaksud Kalam Cinta dalam Matematika?

            Hakekatnya ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama merujuk kepada pemahaman akan ke-Besar-an dan ke-Maha Kuasa-an Sang Pemilik Alam, yaitu Allah SWT. Begitupun ilmu matematika, walaupun ilmu umum namun hakekatnya terdapat tanda-tanda Besar-an dan ke-Maha Kuasa-an Allah di dalamnya. Banyak tafsiran ayat-ayat kalam-Nya yang berhubungan dengan keilmuan matematika. Banyak keilmuan agama yang bisa dihubungkan dengan matematika. Berjuta kekaguman ketika kita menghubungan matematika dengan ayat Al-Qur'an yang bisa semakin menambah keimanan kita kepada Sang Pencipta.

            Al-Qur'an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril sebagai mukjizat terbesar Beliau dan sebagai pedoman hidup bagi seluruh  manusia dalam menjalani kehidupan. Untaian dan keindahan makna dalam Al-Qur'an melebihi keindahan penyair-penyair ternama. Kitab yang tak lekang oleh waktu dan tak bosan untuk dibaca meski berulang kali tiada henti. Kitab umat islam yang keotentikanya tak diragukan dan terjaga sepanjang zaman, bahkan dijajikan sendiri oleh Allah dalam firman-Nya disurat Al-Hijr ayat 9 :

Artinya : "Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-Qur`an dan Kami sendiri yang akan menjaganya." (Qs. Al-Hijr : 9)

            Bukti keotentikan Al-Qur'an juga ditandai dengan banyaknya penghafal Al Qur'an yang terus lahir ke dunia, dan pengkajian ilmiah terhadap ayat-ayatnya yang tak pernah berhenti. Kejaibannya, meski Al Qur'an diturunkan 14 abad lalu, namun ayat-ayatnya banyak yang menjelaskan tentang masa depan dan bersifat ilmiah. Bahkan dengan kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, banyak ayat-ayat Al Qur'an yang terbukti kebenarannya. Para ilmuwan telah berhasil membuktikan kebenaran itu melalui sejumlah ekperimen penelitian ilmiah. Upaya pencarian ilmu pengetahuan dalam Islam memang bukan hal baru, melainkan sudah dilakukan oleh ulama-ulama sejak dahulu. Persoalan ini bermula dari perspektif mereka mengenai "apakah al-Qur'an merupakan sumber ilmu pengetahuan atau hanya sebagai petunjuk agama saja?"

             walaupun al-Qur'an bukanlah merupakan ensiklopedi sains, namun yang perlu diperhatikan ada pesan penting di dalam ayat-ayat yang melibatkan fenomena, dan para ilmuwan Muslim harus memusatkan perhatiannya pada pesan atau misi tersebut dari pada melibatkan diri pada aspek-aspek keajaiban al-Qur'an dalam bidang sains.

            Pertama, mari melihat Q.S Al-Ashr, surat yang memiliki arti "demi masa"

Q.S Al-Ashr: 1- 3

--

--

 -

Artinya :

  • Demi masa,
  • sungguh, manusia berada dalam kerugian,
  • kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

            Dalam ayat pertama surat Al-Ashr, Al-Qur'an berbicara tentang waktu. Pada ayat pertama ini dijelaskan bahwa Allah bersumpah "demi waktu". bahwa manusia berada dalam kerugian kecuali orang yang beramal sholeh,  serta saling bernasehat dalem kebaikan dan kesabaran. Pada ayat ini pun Allah sampaikan kalamnya lewat matematika, yaitu pada "Teori Limit". Teori yang menjelaskan pentingnya waktu. dimisalkan saja ketika seseorang berjanji akan datang jam 9 pagi. Maka limit waktu paling akhir adalah jam 9 tepat dan tidak boleh lebih, akan lebih baik jika kurang dari jam 9 sudah datang. Itulah pentingnya menghargai waktu yang tersirat dalam "teori limit".

            Kedua, mari melihat Q.S Al-Baqarah ayat, surat yang memiliki arti "demi masa"

Q.S Al-Baqarah: 261                                                                              

                   

Artinya : "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."(Q.S Al-Baqarah: 261)

            Ayat di atas menjelaskan perumpamaan orang yang bersedekah itu seperti menanam satu biji, dari satu biji akan menumbuhkan tujuh, dari tujuh akan menumbuhkan seratus, begitu seterusnya bahkan sampai tak terhingga. Bagi yang selalu berfikir logika dan realita yang terlihat, maka memandang bahwa bersedekah tak membawa manfaat dan hanya akan mengurangi apa yang menjadi milik kita. Itulah fikiran orang-orang yang kikir.

            Namun, nyatanya ayat tersebut bisa dibuktikan dengan ilmu matematika. Kalau kita terjemahkan ayat tersebut maka akan membentuk konsep "Divergen pada Geometri Tak Hingga". Barisan atau deret geometri tak hingga dikatakan divergen jika dan hanya jika Rasionya bernilai lebih dari satu , diartikan bahwa semakin banyak nilai maka akan semakin berlipat ganda hasil. Jadi semakin banyak bersedekah maka akan semakin mengembang dan. Terbukti bahwa sedekah tidak akan membuat jatuh miskin. Justru sebaliknya, jika bersedekah maka akan membuat seseorang seseorang semakin kaya. Begitulah Allah menyampaikan kalam cintanya lewat matematika.

              Begitulah kalam Sang Maha Cinta menyeluruh ke segala aspek kehidupan, baik yang tersirat ataupun yang tersurat. Ayat di atas hanyalah sebagian contoh saja dan masih banyak lagi. Itulah mengapa terdapat sebuah hadits dengan arti "Barangsiapa berjalan menuntut ilmu maka akan dimudahkan jalanya menuju surga." Oleh sebab itu, jangan berhenti mencari setitik ilmu yang denganya semoga akan menuntut kita menuju jannah-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun