Mohon tunggu...
Latifa Tulnovidasari
Latifa Tulnovidasari Mohon Tunggu... Guru - Guru di SD Depok

Hobi Membaca dan Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Membangun Rumah Tinggal di Dusun Krajan Kelurahan Mojosari

4 Juli 2022   10:20 Diperbarui: 4 Juli 2022   10:59 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai Kompasianer! Setiap daerah pasti memiliki tradisi atau kebudayan tersendiri. Di dalamnya selalu sarat dengan makna dan keunikan. Sebagaimana di Dusun Krajan Kelurahan Mojosari, memiliki tradisi yang unik ketika hendak mendirikan bangunan, terutama  rumah tinggal.

Wow, ternyata Dusun Krajan, Kelurahan Mojosari unik ya, jika dikulik-kulik. Bukan hanya di bidang pertaniannya, tapi dalam membangun rumah pun masyarakat Dusun tersebut juga memiliki keunikan yang sarat makna. Ketika berencana hendak mendirikan rumah tinggal,  masyarakat sangat hati-hati dalam menentukan hari tanggal dan bulannya.

Mereka tidak memutuskan sendiri terkait waktunya. Melainkan pergi ke rumah sespuh untuk meminta petunjuk kapan waktu yang baik untuk mendirikan bangunan. Proses ini disebut dengan Persiapan Nduduk Pondasi ( mengeruk tanah untuk membangun pondasi). Selain berpatokan pada bulan, sesepuh juga mengitung tanggal dan hari yang baik berdasarkan tanggal lahir suami istri yang akan menempati rumah tersebut.

Deal, tanggal, hari dan bulan sudah ditetapkan. Calon penghuni rumah baru mengadakan menyiapkan acara Nduduk Pondasi ( mengeruk tanah untuk membangun pondasi). Sebelum tanahnya dikeruk biasanya didahului oleh doa-doa yang dipimpin oleh tokoh agama. Atau sesepuh. Karena di sana masih ada yang menganut aliran kepercayaan kuno.

Saudara dan beberapa tetangga diundang untuk turut mendoakan agar semua proses pembangunan rumah berjalan dengan lancar dan penghuni rumahnya selalu dilimpahi keberkahan dan kebaikan.  Keberadaan saudara  dan tetangga menandakan bahwa sosok manusia merupakan makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain.

Adapun hidangan atau sajian yang harus disiapkan dalam acara doa tersebut adalah bubur merah putih. Bubur tersebut memiliki arti bahwa darah merah dan putih sangat erat dan melekat dalam. Sehingga penghuninya diharapkan langgeng, kecuali maut yang memisahkan  Darah merah juga berarti  keberanian dan kekeluargaan. Sedangkan , darah putih mengacu  pada keadilan dan kekeluargaan yang emosional.

Ada ingkung ayam juga lho waktu acara doa bersama. Ingkung ayam jantan dengan posisi bersujud. Maknanya sangat dalam, Kompasianer. Yaitu harapan agar calon penghuni rumah senantiasa bersujud  ( tunduk patuh) dan bersyukur terhadap tuhan. Sehingga terciptalah rasa cinta, empati dan kasih sayang.

Nasi tumpeng turut menjadi hidangan wajib saat acara doa bersama dalam rangka nduduk pondasi. Ini menandakan bahwa puncak tertinggi pencapaian manusia adalah ketika dia mampu membentuk unsur harmoni antara hubungan manusia dan Tuhan dengan lingkungan sekitar. Lauk pauk yang mengelilingi nasi tumpeng diartikan sebagai  keseimbangan alam semesta baik flora maupun fauna.

Jajanan pasar juga tak luput dari hidangan wajib. Dengan adanya jajanan pasar calon penghuni rumah baru mampu menjalin hubungan kemanusiaan. Jajanan pasar juga dijadikan simbol kemakmuran sebagai tempat berkumpulnya manusia dari berbagai kelas sosial.

Yang terakhir ada wewangian kembang setaman. Kalau ini bukan makanan. Melainkan kembang atau parfum yang berbahan dasar bunga. Maknanya  sebagai wujud persembahan kepada Allah yang maha indah. Bunga identik dengan pertolongan, dan nilai-nilai kebaikan yang selalu diajarkan oleh agama dan aliran kepercayaan jawa. Sehingga diharapkan rumah yang sedang dibangun menjadi hunian yang tentram dan damai, sehingga membuat mereka betah.

Acara doa bersama, serta hidangan wajib, dilaksanakan di tanah kosong tempat rumah yang akan dibangun dengan menggelar tikar. Setelah doa bersama selesai , acara selanjutnya adalah menyantap sesajian yang sudah dipersiapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun