Setiap individu itu unik dengan segala karakteristiknya masing-masing. Faktor internal seperti hereditas (bawaan lahir) dan faktor eksternal seperti lingkungan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan individu (individual differences).Â
Dalam pendidikan, faktor-faktor ini sangat berperan dan memiliki pengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Menurut Sarumaha dkk. (2018), dalam realitasnya, sangat mungkin salah satu dari kedua faktor tersebut lebih dominan pengaruhnya namun keduanya tetap berpengaruh. Hal ini karena setiap individu itu unik, tidak ada yang sama meskipun mereka dilahirkan kembar.
1. Motivasi
Keller (1987) mendefinisikan motivasi sebagai konsep yang mempengaruhi arah besarnya perilaku dan mempengaruhi upaya hasil dari perilaku.
Motivasi belajar merupakan kekuatan yang menggerakkan dan mengarahkan kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi belajar, peserta didik akan berusaha mencari informasi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Motivasi secara umum dapat dibedakan menjadi motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah tujuan yang sesuai dengan kegiatan itu sendiri). Siswa yang termotivasi secara intrinsik mungkin terlibat dalam suatu aktivitas karena aktivitas itu memberinya kesenangan, membantu mereka mengembangkan keterampilan yang dirasa penting, atau tampak secara etika dan moral benar untuk dilakukan.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kekuatan yang menggerakkan individu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (di luar kegiatan yang dilakukan), dimana seringkali dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti penghargaan dan hukuman. Siswa yang termotivasi secara ekstrinsik dikarenakan oleh faktor-faktor eksternal dan tidak berkaitan dengan tugas yang dilakukan, mungkin menginginkan nilai yang baik, uang, atau pengakuan terhadap aktivitas dan prestasi khusus.
Guru menciptakan atmosfer kelas di mana murid dapat termotivasi secara intrinsik untuk belajar. Salah satu pandangan dari motivasi intrinsik menekankan karakteristik determinasi diri. Memberi murid beberapa pilihan sumber dan cara belajar serta memberi banyak kesempatan untuk tanggung jawab personal, akan meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik. (Suralaga, 2021: 66)
2. Minat
Minat adalah rasa lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada paksaan. Siswa yang memiliki minat pada topik atau aktivitas tertentu bisa jadi karena menganggap topik atau aktivitas tersebut menarik dan menantang. Minat terkait dengan motivasi intrinsik.
a. Minat situasional
Minat situasional dipicu oleh sesuatu dari lingkungan sekitar, seperti hal-hal yang baru, berbeda, tak terduga, menantang, sering menghasilkan minat situasional, dan hal-hal yang melibatkan tingkat aktivitas yang tinggi atau emosi yang kuat. Guru dapat membangkitkan minat situasional peserta didik dengan cara menyajikan materi yang menarik serta tugas yang menantang.
b. Minat pribadi
Minat pribadi adalah minat yang bersifat jangka panjang dan relatif stabil pada suatu topik atau aktivitas. Pada dasarnya minat pribadi lebih bermanfaat dibandingkan minat situasional, karena minat ini memungkinkan keterlibatan proses-proses kognitif yang efektif dan perbaikan dalam jangka panjang. (Suralaga, 2021: 68)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI