Di era digital seperti sekarang, hampir semua aspek kehidupan kita terhubung dengan teknologi---termasuk cara kita mengelola uang. Dari sekadar belanja online hingga mengatur tagihan, semua bisa dilakukan hanya dengan sentuhan jari di layar ponsel. Fenomena ini dikenal sebagai Perilaku Manajemen Keuangan Digital (Digital Financial Management Behavior/DFMB).
Apa Itu DFMB dan Kenapa Penting?
DFMB merujuk pada kebiasaan seseorang dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi keuangannya dengan menggunakan platform digital, seperti mobile banking, e-wallet, atau aplikasi pengelola keuangan. Lebih dari sekadar "cashless", DFMB mencerminkan seberapa baik seseorang mengatur hidup finansialnya melalui alat digital yang tersedia.
Menurut Chhillar (2022), DFMB bukan cuma tentang memakai teknologi, tapi bagaimana seseorang mengintegrasikan teknologi ke dalam kebiasaan finansial sehari-hari. Misalnya, menggunakan e-wallet untuk belanja kebutuhan pokok, membayar tagihan lewat aplikasi bank digital, atau bahkan menabung secara otomatis lewat fitur autodebit.
Perilaku Keuangan Pribadi yang Ikut Berubah
DFMB tidak muncul begitu saja. Ia merupakan evolusi dari Personal Financial Management Behavior (PFMB), yaitu perilaku mengelola keuangan pribadi secara umum. Kini, dengan kemudahan teknologi, PFMB bertransformasi menjadi lebih efisien dan terhubung secara real-time.
Dua aspek utama yang sangat memengaruhi DFMB di kalangan generasi muda adalah:
- 1. Perilaku Berbelanja (Spending Behavior)
Belanja kini tak lagi identik dengan pergi ke toko. Generasi Z dan milenial lebih memilih belanja lewat e-commerce, memanfaatkan promo digital, dan bahkan merencanakan belanja bulanan melalui aplikasi. Frekuensi belanja online, preferensi membeli di platform digital, hingga penggunaan aplikasi belanja kebutuhan rumah tangga menjadi indikator perilaku belanja digital.
Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan: dorongan konsumtif. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan platform digital yang tak terkendali bisa berdampak pada kestabilan keuangan. Oleh karena itu, mengatur pola belanja menjadi kunci dalam manajemen keuangan digital.
- 2. Manajemen Kredit (Credit Management)
Pinjaman online, paylater, hingga kartu kredit digital kini begitu mudah diakses. Tapi kemudahan ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, fasilitas ini membantu mengelola kebutuhan mendesak. Di sisi lain, jika tak dikelola dengan bijak, justru menjerumuskan ke dalam utang jangka panjang.
Manajemen kredit digital mencakup persepsi terhadap keamanan sistem, kecenderungan menggunakan layanan kredit digital, serta seberapa sering fasilitas tersebut digunakan dalam aktivitas harian. Penggunaan aplikasi pemantau skor kredit juga menjadi bagian penting dari perilaku ini.