Wahai, INFO_PAS - Belum sampai sepekan dipajang di lobi Penginapan Three Jen, hasil karya warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai berupa miniatur kapal pinisi laris dibeli salah satu tamu penginapan, Senin (15/9).
Adalah Mien Aminah, salah satu tamu di penginapan tersebut yang terpikat melihat beberapa hasil karya warga binaan yang terpajang pada meja resepsionis itu. "Tadinya saya pikir ini barang jualannya pihak penginapan dan ingin saya jadikan tanda mata kalau saya pernah menginap disini. Tapi setelah diinfokan karyawan penginapan ternyata ini kerajinan tangan Narapidana Lapas Wahai. Luar biasa cantik," puji Aminah yang diketahui salah satu anggota Bhayangkari itu.
Ia mengatakan, Lapas Wahai yang terletak 25 meter dari Penginapan tersebut cukup jeli melihat peluang usaha. "Setiap manusia terlahir memiliki akal budi, jadi mereka pasti memiliki skill yang bisa diberdayakan. Setibanya di Jawa, saya akan pajang di rumah kami bukan sebagai tanda mata Penginapan Three Jen, tapi tanda mata Narapidana di Maluku. Salut untuk Lapas Wahai" tambahnya.
Kepala Sub Seksi Keamanan dan Ketertiban, Usman Bakri, yang dihubungi pihak Penginapan, menyampaikan rasa terima kasihnya atas pembelian satu kapal pinisi berbahan kayu meranti itu. "Memang ini adalah produk unggulan kami, karena banyak Pejabat Negara sudah membelinya seperti Wakil Gubernur Maluku maupun Direktur Jenderal Pemasyarakatan di Jakarta. Semoga  kerajinan tangan warga binaan kami berkesan untuk ibu dan keluarga," ungkap Usman.
Sementara itu, Kepala Lapas (Kalapas) Wahai Tersih Victor Noya, diruang kerjanya mengaku senang mendapat informasi tersebut. "Ini adalah salah satu strategi pemasaran. Selain memanfaatkan media sosial, kita harus melihat potensi lingkungan sekitar apalagi letak Penginapan dekat dengan Lapas dan belum tentu juga media sosial kita diketahui setiap tamu yang menginap," kata Tersih.
Ia pun mengatakan, langkah strategi pemasaran yang dilakukan jajarannya adalah wujud pendayagunaan warga binaan untuk menghasilkan produk Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) yang menjadi salah satu program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto. "Warga binaan dapat menghasilkan produk UMKM berarti mereka telah memiliki bekal keterampilan dan pengetahuan kewirausahaan yang dapat menghasilkan pendapatan yang layak dan membangun kemandirian ekonomi, sehingga hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka dan mempermudah reintegrasi sosial pasca menjalani pidana," terang Kalapas.
Ditempat berbeda, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, kembali memberikan apresiasinya. "Lapas Wahai selalu menunjukkan peningkatan kinerja dari waktu ke waktu. Itulah yang terus kami dorong kepada seluruh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan se-Maluku agar terus meningkatkan citra pemasyarakatan lewat berbagai capaian kinerja," jelas Ricky.
Ia pun berharap program pembinaan kemandirian lewat pemberdayaan potensi diri dapat membekali keterampilan produktif warga binaan. "Pengalaman kerja yang didapatkan warga binaan dari kegiatan UMKM di Lapas Wahai kami yakin akan mereka terapkan usai menjalani masa pidana. Dan ini akan menjadi salah satu bukti nyata keberhasilan Pemasyarakatan yang memanusiakan manusia pelanggar hukum menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab kelak saat mereka kembali dalam kehidupan masyarakat," pungkas Kakanwil.
Kontributor: Lapas Wahai
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI