Mohon tunggu...
Lapas Kelas III Wahai
Lapas Kelas III Wahai Mohon Tunggu... Tata Usaha dan Rumah Tangga

Sepak Bola, IT dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Kunjungan Pastoralia GPM Bethsan, Siapkan Warga Binaan Lapas Wahai Ikut Perjamuan Kudus

28 September 2025   09:18 Diperbarui: 28 September 2025   09:18 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wahai, INFO_PAS - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai mendapat kunjungan pastoralia dari Majelis Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Bethsan, Kamis (25/9). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelayanan bagi warga binaan kristen protestan dalam persiapan mengikuti ibadah Perjamuan Kudus Oikumene pekan depan.

Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyambut baik kegiatan pelayanan dari GPM Bethsan itu seraya berharap warga binaan kristen protestan siap mengikuti perjamuan Kudus mendatang. "Kunjungan pastoralia secara triwulan ini diharapkan akan diikuti warga binaan dengan lebih siap mengikuti perjamuan kudus sebagai ibadah sakral umat kristen protestan," kata Tersih.

Menurutnya, makna dari kunjungan pastoralia adalah membangun hubungan yang lebih dekat dengan jemaat serta memberikan dukungan rohani dan bimbingan dalam pertumbuhan iman. "Konteks kunjungan pastoralia adalah bagaimana warga binaan sebagai anggota jemaat gereja dapat mengungkapkan segala permasalahan hidupnya bagi Pelayan Tuhan untuk menyucikan diri sebelum mengikuti ibadah Perjamuan Kudus nanti," ungkapnya.

Sementara itu, Majelis GPM Bethsan, Penatua Maureen Rutumalessy, mengatakan kegiatan kunjungan tersebut sebagai bentuk ungkapan kasih dan kepedulian gereja. "Kunjungan pastoralia ini  menjadi sarana penginjilan dan peningkatan pertumbuhan iman dan pribadi jemaat termasuk warga binaan kristen protestan. Hal ini sesuai dengan mandat untuk menggembalakan domba-domba Kristus," ucap Maureen.

Sementara itu, salah satu warga binaan, RR, mengaku kegiatan kunjungan pastoral tersebut membantu pertumbuhan rohaninya. "Kami menjadi lebih sadar untuk tidak menganggap Perjamuan Kudus sebagai rutinitas ibadah dan bahwa pengorbanan Tuhan Yesus menjadi bukti pengampunan dosa bagi kami yang telah melakukan tindak pidana," ucap RR.

Senada, KT, berharap Perjamuan Kudus menjadi sarana refleksi atas perjalanan hidupnya. "Semoga Perjamuan Kudus nanti dapat kami ikuti dengan sungguh-sungguh untuk merubah perilaku kami menjadi lebih baik," pungkas KT.

Kontributor: Lapas Wahai

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun